Pesan Rahbar

Home » » Protes Pembunuhan Syeikh Nimr, Kedutaan Saudi di Canberra Didemo

Protes Pembunuhan Syeikh Nimr, Kedutaan Saudi di Canberra Didemo

Written By Unknown on Friday, 8 January 2016 | 20:03:00

Pengunjuk rasa membawa poster bertuliskan “Hentikan Pelanggaran HAM Arab Saudi” dan “Shia dan Sunni bersatu melawan rejim Saudi.” (Foto: ABC News)

Ratusan orang mengadakan unjuk rasa di depan kedutaan besar Arab Saudi di ibukota Australia, Canberra memprotes pembunuhan terhadap ulama terkemuka Syiah asal Qatif Saudi, Syeikh Nimr Baqir al-Nimr.

Ulama tersebut dipancung kepalanya akhir pekan lalu setelah pihak berwenang Saudi menuduhnya menghasut para pengikutnya untuk melakukan tindak kekerasan.

Kelompok pegiat kemanusiaan mengatakan Nimr dieksekusi karena kritiknya terhadap pemerintahan Arab Saudi yang menuntut keadilan sebagai minoritas.

Para pengunjuk rasa menggambarkan Syeikh Nimr sebagai pembawa suara anti kekerasan terhadap ketidakadilan.

Para pengunjuk rasa ini meminta agar Komisi Hak Asasi Manusia PBB mengadakan penyelidikan independen.

Salah seorang pengunjuk rasa adalah Mohammad Syed yang sengaja datang dari Melbourne.

“Mereka (pemerintah Arab Saudi) menyebarkan rasa takut, mereka menyebarkan teror, mereka menekan warga mereka sendiri.” katanya.

“Kami ingin PBB memberitahu mereka bahwa kita sekarang ini hidup di abad ke-21. Warga ingin kebebasan, hak untuk berdemokrasi.”

“Kami hadir di sini memberi tahu negara-negara Barat untuk menekan Arab Saudi untuk menghormati hak warga, sebagai manusia terlepas dari kepercayaan mereka.” tambah Syed.

Syed mengatakan mereka yang hadir di Canberra untuk berunjuk rasa ini berasal dari berbagai latar belakang.

“Ada yang berlatar belakang India, Pakistan, Arab, semua adalah warga negara Australia.” katanya.

“Karena Australia adalah kebebasan. Australia menjunjung demokrasi dan hak dasar.”

“Kami di sini beruntung karena bisa datang melakukan unjuk rasa melawan sebuah rejim, hal yang tidak bisa anda lakukan di Arab Saudi.”

“Dan saya percaya protes harus dilakukan sampai Arab Saudi mengubah perilaku mereka.”

(Satu-Islam/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: