kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini
Uni Eropa mengatakan eksekusi ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr al-Nimr oleh rezim Saudi bisa memiliki “konsekuensi berbahaya” untuk Timur Tengah, yang merupakan kawasan yang selalu berada dalam cengkeraman gejolak mematikan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan sebagai reaksi terhadap eksekusi, mengatakan hari Sabtu (2/1/16) bahwa kasus spesifik Sheikh Nimr menimbulkan kekhawatiran serius tentang kebebasan berekspresi dan penghormatan terhadap hak-hak dasar sipil dan politik “juga dalam rangka pertarungan melawan terorisme. ”
Dia memperingatkan bahwa kasus tersebut memiliki potensi yang bisa memicu “ketegangan sektarian lebih lanjut yang telah begitu banyak membuat kerusakan di seluruh wilayah, di samping memiliki konsekuensi yang berbahaya.”
Pada hari Sabtu, Kementerian Dalam Negeri Saudi mengumumkan bahwa Sheikh Nimr bersama dengan 46 orang lain, di eksekusi mati karena dituduh terlibat dalam “terorisme” dan mengadopsi ideologi “Takfiri”.
Sheikh Nimr, seorang kritikus rezim Riyadh, ditangkap pada tahun 2012 di kota Qatif Provinsi Timur yang di dominasi muslim Syiah, yang merupakan tempat dimana demonstrasi damai anti-rezim di selenggarakan pada saat itu.
Dia didakwa dengan tuduhan menghasut kerusuhan dan mengganggu keamanan kerajaan, menyampaikan pidato anti-pemerintah dan membela tahanan politik. Namun Nimr menolak semua tuduhan sebagai tak berdasar.
Sementara itu Mogherini, meminta pemerintah Saudi “untuk membangun rekonsiliasi antara komunitas yang berbeda.”
Pada tahun 2014, pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati terhadap Sheikh Nimr yang telah memicu kecaman global yang luas. Hukum itu dijatuhkan itu Maret lalu oleh pengadilan banding dari Arab Saudi.[]
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email