Kasus kejahatan seksual membelit salah satu pangeran Kerajaan Arab Saudi di Amerika Serikat pekan lalu, menambah deretan cerita negatif klan Bani Saud. Sejak dua dekade terakhir, media cukup banyak merekam polah para keluarga pewaris tahta Negeri Petro Dollar itu.
Selain terlibat kasus prostitusi di bawah umur, para pangeran Saudi biasanya masuk berita negatif ketika memboroskan harta mereka. Kasus terburuk, pemborosan dan perilaku seks menyimpang itu jadi satu paket.
Salah satu paling disorot misalnya Pangeran Al Walid Bin Talal yang masuk pemberitaan Business Insider lantaran menyewa pria cebol untuk dilempar saat pesta serta iseng membeli satu unit pesawat jet buatan Boeing, untuk kemudian dijual lagi kurang dari 48 jam.
Apa saja daftar kasus-kasus paling parah pernah membelit para pangeran Saudi? Ini daftarnya seperti dirangkum merdeka.com dari arsip pemberitaan dua dekade terakhir:
1. Pesta bugil bareng lelaki
Salah satu pangeran kemenakan Al Walid kerap terlibat kontroversi lantaran menyukai sesama jenis. Pangeran Saud bin Abdulaziz bin Nasir al-Saud, namanya, oleh banyak pihak dibenarkan sebagai seorang gay.
Dia gemar menyewa penari-penari bugil sesama jenis untuk memuaskan syahwatnya. Dua pelacur homoseksual, Pablo Silva dan Louis Szikora, mengungkapkan pernah disewa Pangeran Saud buat menari telanjang. “Dia minta pijatan seksual,” ujar Silva seraya menambahkan sang pangeran malu-malu mengajak bercinta, seperti dilansir BBC, 19 Oktober 2010.
Menurut keterangan dari pembantunya bernama Abdul Aziz, Pangeran Saud rutin keliling dunia, menginap di hotel mewah, menghabiskan waktu berbelanja, makan malan di restoran mahal, dan menenggak sampanye serta koktail hingga mabuk.
Namun, beberapa tahun lalu Abdul Aziz ditemukan tewas tanpa sebab jelas. Spekulasi bermunculan, bahwa tindakan itu didalangi Pangeran Saud supaya pembantunya yang sudah menemui media itu tak lagi buka mulut.
Informasi bahwa dia homoseksual mengancam karirnya di kerajaan. Buat orang-orang Saudi, pecinta sesama jenis dianggap lebih najis dari pembunuh atau pemerkosa.
2. Bayar Rp 6,5 M kencani artis Hollywood
Seorang pangeran asal Arab Saudi meminta namanya dirahasiakan, diyakini menyewa pesohor Hollywood Kristen Stewart sebesar Rp 6,5 miliar demi berkencan seperempat jam dengan artis itu.
Stewart yang terkenal dengan film Twilight membenarkan dia bertemu dengan pangeran itu Desember 2013. Namun mereka tidak berkencan apalagi melayani sang pangeran dalam tanda kutip. Gadis 23 tahun itu menyebutkan dia hanya bertatap muka dan berbincang dengan pangeran tersebut, merujuk kesaksian Produser Harvey Weinstein yang menyaksikan pertemuan keduanya dalam malam amal, seperti dilansir the Daily Mail (11/9/2013).
Sejumlah media tidak yakin jika Stewart hanya berbincang saja tanpa ada ‘kegiatan’ lain. Sedikit fakta lucu, sang artis itu tidak dibayar dengan cek, melainkan uang tunai oleh sang pangeran.
3. Jadi Dubes, Pangeran Saudi kerjanya belanja
Daftar belanjaan Pangeran Muhammad bin Nawwaf bin Abdul Aziz, keponakan Raja Abdullah bin Abdul Aziz dari Arab Saudi, kelewat batas. Pengeluaran luar biasa senilai tiga juta pound sterling atau setara Rp 46,5 miliar hanya berlangsung dalam satu setengah tahun, yakni pada 2004-2005, sebelum menjabat duta besar Saudi untuk Inggris.
Pemborosan ini terjadi ketika dia pelesiran ke Amerika serikat, Roma (Italia), Wina (Austria), Casablanca (Maroko), dan Paris (Prancis). Dia bahkan memborong 43 jam tangan mewah dengan total belanjaan 350 ribu pound sterling (Rp 5,4 miliar).
Termasuk satu Patek Philippe seharga Rp 355,89 juta dan dua Jaeger Le Coultres, masing-masing bernilai Rp 271,1 juta dan Rp 258,7 juta, seperti dilansir surat kabar the Guardian, November 2007.
Perjalanan keliling Eropa itu dimulai pada Januari 2004. Dari kediamannya di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi, Pangeran Muhammad terbang dengan jet pribadi Boeing 727 ke Paris. Di sana, dia membeli sejumlah alat pemotong di toko khusus Curty & Fils and Laguiole seharga Rp 254,4 juta. Dia merogoh Rp 89,9 juta buat satu pistol Beretta. Satu jam Cartier (Rp 358,9 juta) serta beberapa pistol antik, satu shotgun, dan sejumlah pedang, semua bernilai Rp 877,7 juta juga masuk daftar belanjaan.
Balik ke Saudi, dia kemudian membeli tiga gading (Rp 18,6 juta), satu set kristal berwarna merah dan emas (Rp 139,4 juta). Satu kapal merek Yamaha dan sejumlah sepeda seharga Rp 201,4 juta juga masuk kantong belanjanya.
4. Pangeran Saudi dituding selundupkan dua ton kokain
Pangeran Pangeran Nayif bin Fawwaz al-Shalaan, kemenakan mendiang Raja Abdullah, tersangkut pelanggaran hukum berat pada 2004.
Dengan status diplomatiknya, sang pangeran dituding menyelundupkan dua ton kokain menggunakan Boeing 727 milik keluarga kerajaan. Barang selundupkan itu diterbangkan dari Kolombia ke sebuah bandar udara di luar Ibu Kota paris, Prancis, seperti dilansir stasiun televisi ABC News, Oktober 2004.
“Penyelundupan itu tidak akan terjadi tanpa bantuan dia (Pangeran Nayif),” kata Tom Raffanello dari Badan Penindakan Narkotik Amerika Serikat (DEA) di Kota Miami, Negara Bagian Florida. Dia menegaskan kejahatan itu tidak bakal terjadi kalau tidak ada Boeing 727 milik Pangeran Nayif.
Amerika dan Prancis telah mendakwa Pangeran Nayif atas penyelundupan itu. Namun, terdakwa berada di negara asalnya. Kedua negara juga tidak memiliki perjanjian ekstradisi. “Dia buronan Amerika karena melanggar beleid narkotik federal,” ujar Raffanello.
Kepada sebuah surat kabar Saudi, pangeran Nayif mengaku tidak bersalah atas dakwaan itu. Dia menyatakan ke Kolombia untuk urusan bisnis pipa plastik. Pangeran Nayif untuk kasus berbeda, masih berstatus buron dalam kasus penyalahgunaan narkotika di Negara Bagian Mississippi, Amerika Serikat, pada 1984.
5. Pangeran Saudi ditangkap atas tuduhan perkosa 5 perempuan
Polisi Los Angeles, Amerika Serikat, menangkap Majed Abdulaziz Al-Saud yang masih terhitung pangeran Arab Saudi pada Rabu (23/9). Pria 29 tahun itu diduga memerkosa lima perempuan di rumah mewahnya di Beverly Hills.
Polisi tiba di rumah pangeran Saudi itu pada pukul 12.45 waktu setempat, karena dihubungi warga, ada kerumunan orang berkumpul di depan rumah seharga Rp 540 miliar itu, seperti dilansir Los Angeles Times, Jumat (25/9).
Setelah mewawancarai beberapa orang, polisi kemudian menangkap Majid Abdulaziz Al-Saud, pangeran Saudi berusia 28 tahun atas tuduhan setidak memaksa seorang perempuan untuk melakukan oral seks kepadanya.
“Empat korban lainnya menuding perlakuan sama terhadap mereka, termasuk ancaman,” kata juru bicara kepolisian Los Angeles. Para korban mengatakan kejadian itu tidak terjadi di hari yang sama.
Seorang tetangga mengatakan kepada Los Angeles Times, dia sempat melihat seorang perempuan (sepertinya pembantu) dalam keadaan gemetar dan berdarah-darah berusaha melompati pagar setinggi 2 meter di rumah itu.
Setelah sempat ditahan polisi, pangeran Saudi itu akhirnya dibebaskan dengan membayar uang jaminan senilai Rp 4,3 miliar. Dia akan menjalani persidangan pada 19 Oktober mendatang.
Polisi mengatakan pangeran itu tidak memiliki kekebalan hukum tapi mereka masih berkonsultasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri. Hingga berita ini diturunkan pihak Kedutaan Arab Saudi di Washington D.C belum berkomentar dengan alasan mereka masih libur Idul Adha.
(Merdeka/Indonesia-Media/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email