Foto : www.sayangi.com
Pada tanggal 2 Mei 1960 Soekarno berkunjung ke Maroko, sebagai bentuk dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Maroko dari imperialisme Perancis. kehadirannya Presiden pertama RI itu mendapat sambutan yang luar biasa dari Raja Mohammed V dan rakyat Maroko.
Presiden Soekarno dianggap tokoh yang berperan dalam kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika, Indonesia merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Maroko. Sebagai apresiasi dari raja Mohammad V, nama presiden Soekarno pun diabadikan sebagai nama jalan besar yang berada di jantung kota itu.
Raja Mohammad V sempat menawarkan hadiah kepada Soekarno, akan tetapi Bapak Proklamator ini secara halus menolak jika hadiah yang diberikan itu hanya ditujukan kepada Soekarno sebagai pribadi. Bung Karno akhirnya meminta agar masyarakat Indonesia diizinkan berkunjung ke Maroko seperti rumah sendiri sebagai bukti persaudaraan dua bangsa yang sama-sama anti-imperialisme. Raja pun menyanggupinya. Hingga sekarang, pemerintah Maroko memberikan On Arrival Visa kepada WNI yang berkunjung ke sana, rakyat Indonesia tidak perlu ribet mengurus visa jika ingin traveling ke Maroko.
Inspirasi Kongres Asia Afrika Bandung 1955
Penjajahan yang dialami oleh negara-negara di kawasan Asia dan Afrika merupakan masalah krusial sejak abad ke-15. Walaupun sejak tahun 1945 banyak negara, terutama di Asia, kemudian memperoleh kemerdekaannya, seperti : Indonesia (17 Agustus 1945), Republik Demokrasi Vietnam (2 September 1945), Filipina (4 Juli 1946), Pakistan (14 Agustus 1947), India (15 Agustus 1947), Birma (4 Januari 1948), Ceylon (4 Februari 1948), dan Republik Rakyat Tiongkok (1 Oktober 1949), namun masih banyak negara lainnya yang berjuang bagi kemerdekaannya seperti Aljazair, Tunisia, Maroko, Kongo, dan di wilayah Afrika lainnya. Beberapa Negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah sisa penjajahan seperti daerah Irian Barat, Kashmir, Aden, dan Palestina. Selain itu konflik antarkelompok masyarakat di dalam negeri pun masih berkecamuk akibat politik devide et impera.
Terbentuknya jaringan gerakan anti-kolonialisme/anti-imperialisme antara sesama negara jajahan didorong oleh kesadaran bahwa menjalin kerjasama antar negara jajahan begitu penting. Untuk mendorong terciptanya sebuah letusan perlawanan anti-imperialisme global. Tapi proses ini tidak mudah dan dibangun oleh sebuah episode panjang dan berliku-liku.
Pada awalnya, meletusnya Perang Dunia I yang meruntuhkan kedigdayaan sebagian negara Eropa menyadarkan negara jajahan bahwa superioritas Eropa adalah mitos. Ketika Eropa sedang mengalami krisis, mereka berpikir bahwa sudah saatnya dunia bersandar pada sistem yang lebih adil dan humanis. Tapi gerakan perlawanan terhadap kolonialisme masih berjalan sendiri-sendiri. Disamping itu, gerakan anti-kolonialisme masih belum merata dan belum menjadi sebuah perlawanan yang besar dan masif.
Salah satu butir keputusan penting Kongres Asia Afrika (KAA) dengan tegas menyerukan kemerdekaan Maroko, Aljazair, dan Tunisia dari penjajahan Prancis. Bung Karno juga secara konsisten mendesak PBB agar turun tangan untuk segera menyelesaikannya.
(Empat-Pilar-MPRS)
Post a Comment
mohon gunakan email