Pesan Rahbar

Home » » Soekarno Membaca Ayat-ayat Suci Qur’an dan Perkenalkan Pancasila di Sidang PBB

Soekarno Membaca Ayat-ayat Suci Qur’an dan Perkenalkan Pancasila di Sidang PBB

Written By Unknown on Wednesday, 2 March 2016 | 14:46:00

Foto: historia.id

Siapa yang tak mengenal Presiden pertama Indonesia ? Tampaknya, pertanyaan semacam itu tak cukup baik untuk dilempar ke ruang publik. Sesuatu yang jarang diketahui oleh masyarakat publik dari seorang Seokarno adalah mengenai pemikirannya yang sangat luas, bahkan ia memahami hampir seluruh pengetahuan, bahkan pemikiran kebangsaannya tak lepas dari pemahaman agama dan kitab suci Al-Quran.

Bagaimana tidak ? Pada tanggal 30 September 1960, Soekarno pernah membuat geger Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan membuat terkesima bangsa-bangsa lain atas pidatonya di depan Sidang Umum PBB XV.

“Hari ini, dalam mengucapkan pidato kepada sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya merasa tertekan oleh suatu rasa tanggung jawab yang besar. Saya merasa rendah hati berbicara di hadapan rapat agung daripada negarawan-negarawan yang bijaksana dan berpengalaman dari timur dan barat, dari utara dan dari selatan, dari bangsa-bangsa tua dan dari bangsa-bangsa muda dan dari bangsa-bangsa yang baru bangkit kembali dari tidur yang lama,” kata Soekarno mengawali pidatonya ketika itu.

Setelah mengawali pidatonya (lihat:”Total Bung Karno”, karya Roso Daras, 2009 dan 2013), Soekarno memanjatkan doa di depan sidang agung PBB dengan kalimat, “Saya telah memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar lidah saya dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan perasaan hati saya, dan saya juga telah berdo’a agar kata-kata ini akan bergema dalam hati sanubari mereka yang mendengarnya”. Kalimat bernada munajat atau doa itu – merupakan doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Musa dalam melawan Kedzaliman penguasa Fir’aun. Hal tersebut termaktub dalam al-Quran, Surah Thaha, 25-28.

Dalam sidang itu Soekarno memang terlihat cukup berbeda dengan kepala negara lainnya. Sebab, setiap kepala negara yang berpidato hanya sendiri saja. Tetapi, untuk pertama kalinya, Soekarno naik ke podium didampingi ajudannya, Letkol (CPM) M Sabur tanpa mempedulikan protokoller sidang umum seperti biasanya. Dengan baju kebesaran berwarna putih, lengkap dengan kopiah dan kacamatanya, Soekarno menyampaikan: “Saya merasa gembira sekali dapat mengucapkan selamat kepada tuan ketua atas pengangkatannya dalam jabatannya yang tinggi dan konstruktif. Saya juga merasa gembira sekali untuk menyampaikan atas nama bangsa saya ucapkan selamat datang yang sangat mesra kepada keenambelas anggota baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

“Kitab suci Islam mengamanatkan sesuatu kepada kita semua saat ini,” buka Soekarno dalam pidatonya yang berjudul To Build the World a New. Ia pun tak lupa menyitir ayat al-Qur’an dan berkata: “Hai, sekalian manusia, sesungguhnya aku telah menjadikan kamu sekalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, sehingga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu sekalian kenal-mengenal satu sama lain. Bahwasanya yang lebih mulia di antara kamu sekalian, ialah yang lebih taqwa kepadaKu.” (Qs. al-Hujarat: 13)

Pertanyaannya adalah, mengapa banyak pemimpin negara yang berasaskan Islam termasuk Arab Saudi tidak satupun yang mengutip Al-Quran seperti yang disampaikan Soekarno?

Meski demikian, ia tak lupa mengenalkan Pancasila pada dunia. Ia kupas satu persatu butir dalam Pancasila penafsiran beserta pemaknaannya, bahkan Soekarno dengan bangga mengatakan bahwa Pancasila adalah sebuah ideologi alternatif.

Alhasil, Presiden pertama Republik Indonesia pun berhasil memukau para pimpinan dunia, dan Pancasila sebagai falsafah Indonesia telah merasuk ke dalam sanubari para pemimpin dunia.

Karena itu, Soekarno kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Islam Asia-Afrika. Penobatan itu dilakukan pada pertemuan para pemimpin negara-negara Asia Afrika di Kairo Mesir, yang kemudian melahirkan Gerakan Non Blok pada tahun 1961 – sehingga ia menjadi mercusuar, bukan saja bagi bangsanya, tetapi bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

(Empat-Pilar-MPR/ABNS) 
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: