Pesan Rahbar

Home » » Silaturrahmi PBNU-Habaib Serukan Kekompakan Umat

Silaturrahmi PBNU-Habaib Serukan Kekompakan Umat

Written By Unknown on Wednesday 18 May 2016 | 22:10:00

Silaturrahmi PBNU-Habaib di gedung PBNU, Jakarta, Rabu 16 Maret 2016

Dalam rangka memperkuat ukhuwah Islamiyah, Pengurus Besar Nahdlatul UIama (PBNU) bekerjasama dengan Islam Nusantara Network menyelenggarakan pertemuan silaturrahim dengan habaib se-Jabodetabek di gedung PBNU Jakarta, Rabu 16 Maret 2016Malam .

Sebagaimana rilis yang diterima Satu Islam, pertemuan dengan keluarga besar Ahlul Bait ini dirangkai daIam sebuah majelis peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dalam pertemuan ini PBNU dan para habaib menyerukan agar para ulama dan tokoh agama bersatu padu menjaga kekompakan umat. Pertemuan juga untuk menegaskan umat Islam yang mayoritas di Indonesia harus bersatu padu, jangan mudah dijerumuskan dalam kebodohan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan dakwah akan tetapi justru dengan cara mengumbar kebencian dengan tujuan memecah-belah Umat.

Dalam sambutannya Prof. Dr. KH. Said Agil Siradj juga menyinggung para pembenci Maulid Nabi yang sukanya membidahkan. “kelompok ini selalu menyeru kembali kepada Qur’an Hadits” katanya. “padahal untuk memahami Al Qur’an Hadits juga perlu ulama untuk memahaminya” tandas ketua PBNU.

Selain itu, Kiai Said mengungkap keunggulan Islam dan ulamanya di Indonesia. Tidak seperti di negara-negara Arab, ulama dan para aktivis nasionalis gagal. “Islam saja tidak bisa menyatukan umat, atau sebaliknya ” ungkapnya menyitir Hadratu Syekh Hasyim Asy’ari.

“Di Indonesia para ulamanya nasionalis. “ulama-nasionalis atau nasionalis ulama” ujarnya.

Lebih lanjut Kiai Said menegaskan, Islam Nusantara, bukan aliran atau madzhab baru. Melainkan sebuah tipologi Islam di Nusantara atau di Indonesia. Islam yang menyatu dengan budaya dan wathoniyyah. Menggabungkan antara Islam dan Budaya. Sehingga menjadi Islam yang khas ala Indonesia, Islam yang berbudaya dan berakhlak.

“Munculnya istilah Islam Nusantara ini memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga para tokoh Islam dan negara-negara datang atau menghubungi PBNU menanyakan “apa itu Islam Nusantara”. Kata Kiai Said

“Dubes Australia, Dubes Perancis, dubes Austria, rektor Darul Qur’an sudan, tokoh Islam Afghanistan dn lain-lain, datang dan menghubungi saya tertarik dan menanyakan apa itu Islam Nusantara, ” sambugnya.

PBNU dan para habaib menegaskan bahwa Islam datang menaburkan rahmat, mengajak manusia keluar dari kegelapan menuju dunia ilmu yang terang benderang, dan bukannya menaburkan kebencian dan fitnah.

PBNU dan para Habaib menyeru kepada umat agar meningkatkan sikap tawadhu kepada uIama’, masyayikh, habaib, dan para guru-guru di nusantara, seraya mengajak untuk senantiasa menjaga kekompakan, menjaga kesejukan dan suasana toleransi demi keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia.

Komitmen ini sangat penting, mengingat sebagaimana diketahui belakangan banyak sekali pihak-pihak yang sudah mulai berani terang-terangan menghina, mencaci, bahkan melecehkan UIama dan Habaib.

Habaib adalah bentuk jamak dari ‘Habib’ istilah bagi keturunan Nabi Muhammad yang kerap digunakan di Yaman, Indonesia dan Asia Tenggara. Di Timur Tengah umumnya menggunakan sebutan Sayyid.

Habib atau Sayyid merupakan gelar bangsawan yang merupakan kerabat Nabi Muhammad (Bani Hasyim) dan secara khusus dinisbatkan terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Fatimah az-Zahra (yang berputera Husain dan Hasan) dan Ali bin Abi Thalib.

Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah binti Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Ada pula yang dari keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib.

Gelar Habib di Indonesia sering diidentikkan dengan keturunan Rasulullah SAW yang memiliki pengetahuan agama Islam yang mumpuni. Gelar Habib juga berarti panggilan kesayangan dari cucu kepada kakeknya dari golongan keluarga tersebut.

Diperkirakan di Indonesia terdapat sebanyak 1,2 juta orang yang masih hidup yang berhak menyandang sebutan ini. Berdasarkan catatan organisasi yang melakukan pencatatan silsilah para habib ini, Ar-Rabithah, ada sekitar 20 juta orang di seluruh dunia yang dapat menyandang gelar ini dari 114 marga.

(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: