Kedutaan Besar Jepang di Indonesia kembali menggelar program kunjungan bagi pimpinan pondok pesantren di Indonesia ke Negeri Matahari tersebut. Ini merupkan tahun ke-13 program ini berjalan.
"Rencananya akhir Oktober akan diadakan program kunjungan pimpinan pondok pesanten ke Jepang. Ada seleksi untuk menentukan siapa saja yang akan diundang. Untuk prosesnya butuh waktu lama, karena secara seksama kami harus melakukan seleksi agar secara menyeluruh dari seluruh indonesia," ucap Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki.
Tanizaki, yang berbicara saat menggelar buka puasa di kediamannya, Selasa (21/6), menyatakan ada beberapa skema dalam menyeleksi para pimpinan pondok pesantren itu. Seleksi ini berlaku kepada seluruh pimpinan pondok pesantren yang ada di Indonesia, dan tahun ini ada 10 pimpinan pesantren yang akan diajak mengunjungi Jepang.
Konselor Politik Kedutaan Besar Jepang, Susumu Takonai memberikan sedikit penjabaran mengenai proses seleksi dalam program ini. Dia mengatakan, ada beberapa tahap, yang diawali dengan proses wawancara.
"Persyaratan seleksi, pertama mereka mendapatkan sistem tersendiri. Seleksi dilakukan dalam bentuk wawancara, kira-kira akhir Agustus sampai awal September," ucap Takonai.
Terkait dengan kegiatan selama di Jepang, Takonai mengatakan akan banyak sekali yang akan dilakukan oleh para pemimpin pondok pesantren itu. Dalam waktu 10 hari kunjungan, sejumlah agenda telah dipersiapkan secara rinci.
"Kegiatan terutama home stay, berkunjung ke sekolah Jepang, berkunjung ke kuil Jepang. Di sana ada satu pendeta yang fasih bahasa Arab," ucapnya.
"Para pimpinan ponpes juga akan berkunjung ke tempat latihan, sekolah Jepang yang mengadakan kegiatan vocational. Ada pesantren di Indonesia yang memberdayakan santri dengan megelola usaha, mereka bisa dapat contoh dari sekolah itu. Ada juga semacam perkumpulan Muslim Jepang," imbuh Takonai.
Sementara itu, Tanizaki menuturkan, selain untuk pemimpin pondok pesantren, Jepang juga memiliki program untuk membawa cendikiawan Muslim muda berkunjung ke negara mereka. "Ada rencana mengundang pemuda-pemudi organisasi mahasiswa Islam, Nadhatul Ulama dan Muhamadiyah sebanyak 20 orang, agar mereka dapat berkunjung ke jepang," ungkap Tanizaki.
(Sindo-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email