Seorang jurnalis Amerika menulis sebuah catatan yang dimuat oleh Miami Herald sebagai berikut.
Saya sangat terkejut mendengar berita aksi penembakan di sebuah klub malam Orlando pada hari Ahad lalu. Akan tetapi, ketika mendengar nama penembak, keterkejutan saya ini berubah menjadi murka.
Pertanyaan besar di benak kita semua adalah bagaimana kita bisa mengalahkan terorisme? Yang jelas, jawaban untuk pertanyaan ini bukanlah dengan cara menyerang agama.
Menempatkan para teroris dalam posisi Islam, padahal kita tidak menyaksikan satu pun tanda Islam di situ, adalah sebuah penghinaan terhadap Muslimin dunia.
Sekalipun demikian, kelompok-kelompok teroris dikenal sebagai Islam. Mereka memanfaatkan agama ini untuk memoles tindakan-tindakan setanis mereka. Hal ini telah diterima sebagai sebuah kultur untuk masa yang amat panjang.
Berlebih-lebihan tentang hubungan Islam dan terorisme telah memutarbalikkan kehidupan kita. Saya bisa menemukan jawaban yang pantas untuk mengalahkan terorisme. Kita bisa menggunakan kosa kata seperti pembunuhan, bunuh diri, dan kegilaan untuk mereka yang berbaiat dengan ISIS. Akan tetapi, kita tidak akan pernah menggunakan kata “Islam” dan “muslim” sedikit pun.
Tentu, tidak cukup kita hanya mengklaim bahwa kaum teroris bukan dari kita.
Sudah bertahun-tahun warga muslim Amerika mengecam terorisme. Sekalipun demikian, banyak masyarakat yang masih bertanya-tanya mengapa mayoritas Muslimin tidak mengecam terorisme?
Sekarang sudah tiba waktunya kita menyudahi aksi reaktif dan tindakan preventif. Artinya, kita harus lebih hadir di tengah masalah.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email