Ketangguhan Khalid bin Walid di medan perang tercatat sampai sekarang dalam sejarah Islam. Nama Khalid bin Walid terkenal saat Rasulullah memberinya gelar pedang Allah usai perang Mu'tah.
Dikisahkan saat Ja'far bin Abu Thalib terdesak dan penuh luka, Tsabit bin Arqam langsung memegang kendali panji perang. Dia menawarkan kepada siapa saja untuk menggantikan posisi Ja'far, saat itu Khalid ditunjuk untuk menjadi panglima perang.
"Beri aku sebilah pedang! dan lindungi punggungku!" perintah Khalid seperti yang diceritakan dalam buku The Great Story of Muhammad, Jumat (3/7).
Khalid yang gagah dengan postur tubuh tinggi besar melesat ke dalam kerumunan tentara Romawi. Ibnu Katsir meriwayatkan pedang Khalid patah berkali-kali. "Pada hari perang Mu'tah tujuh pedang patah di tanganku, tidak ada yang tersisa kecuali lembaran surat nabi kepada pemimpin Yaman" dikutip Hadis Riwayat Bukhari.
Namun meski sudah melancarkan strategi brilian, pasukan Khalid harus mundur sementara. Rasulullah pun mendatangi Khalid, "Wahai Khalid, engkau adalah salah satu pedang Allah,".
Hampir seluruh hidup Khalid dihabiskan untuk berperang di jalan Allah. Satu hal yang Khalid sesali, di penghujung hidupnya Khalid justru terbaring lemah di ranjang. Khalid berkata,
"Aku ikut serta dalam seratus pertempuran atau lebih kurang daripada itu. Di sekujur tubuhnya tidak ada bagian sejengkalpun kecuali di dalamnya ada bekas sabetan pedang, tusukan tombak atau lemparan panah. Dan sekarang aku mati di atas ranjangku, layaknya mata para pengecut yang terpejam,"
Khalid pun wafat pada 18 Ramadan 21 Hijriah. Dia mewakafkan seluruh kuda dan peralatan perang kepada umat muslim.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email