Dengan perbedaan musim dan kondisi cuaca yang telah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, kita sebagai hamba harus menentukan pilihan untuk menggapai tangga-tangga taqarrub Ilahi.
Salah satu bulan yang sangat mulia menurut Al-Quran adalah bulan suci Ramadhan. Salah satu hal yang bisa menambah nilai lebih di bulan ini adalah aktifitas kita sehari-hari. Sebagian aktifitas memang menguras tenaga sehingga kita harus menahan dahaga dan rasa lapar. Akan tetapi, semangat untuk menggapai maqam taqrrub Ilahi masih menguatkan kita untuk meninggalkan makan dan minum.
Salah satu dari sekian aktifitas penguras tenaga tersebut adalah profesi pandai besi. Tidak sedikit dari para pandai besi yang hidup di dunia yang masih berkomitmen untuk menjalankan ibadah puasa sekalipun rasa lapar dan dahaga mencekik leher mereka setiap hari.
Salah satu dari mereka adalah Hamid Zare‘, seorang pandai dari kota Yazd, Republik Islam Iran.
Menurut Zare‘, ibadah puasa adalah sebuah simbol kecintaan kita kepada Allah. Sekalipun cuaca kota Yazd sangat panas di musim sekarang ini, ia menilai bahwa puasa masih bisa disinergikan dengan usaha untuk mencari rezeki yang halal.
“Setiap profesi memang harus disertai dengan kesulitan. Akan tetapi, kita harus terus maju dengan iman baja dan kemauan yang kuat,” ujarnya.
Zare‘ menilai, di musim panas seperti ini, mungkin kita bisa membatalkan puasa kita. Akan tetapi, dengan tindakan ini, kita telah membuat spiritual kita lebih haus dan dahaga dibandingkan dengan sebelumnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email