Pesan Rahbar

Home » » Berkat Hacker, Teroris Penembak Gereja di AS Tak Bisa Mengaku Gila

Berkat Hacker, Teroris Penembak Gereja di AS Tak Bisa Mengaku Gila

Written By Unknown on Sunday, 28 June 2015 | 05:56:00


Kerja sama simpatisan komunis dan seorang hacker Amerika Serikat membuat peluang Dylan Roof (21) mengaku gila di hadapan kepolisian tertutup. Mereka berdua berhasil melacak situs berisi manifesto teroris penembak gereja di Kota Charleston, berisi ideologi rasisnya.

Hacker yang melacak situs milik Roof adalah pemilik akun @henrykrinkle. Akhir pekan lalu, dia mengaku punya cara mencari situs pribadi pemuda rasis itu, tapi butuh sokongan dana USD 49 (setara Rp 662 ribu), seperti dilansir jezebel, Senin (22/6).

Beruntung, pemilik akun Twitter @EMQuangel bersedia menyumbangkan uangnya. Akun ini mengaku seorang simpatisan komunisme asal AS yang ingin keadilan tegak atas kasus penembakan menewaskan sembilan jemaat gereja itu.

"Sebagai komunis, sudah tugas saya untuk melawan setiap rasisme," ujar akun Quangel kemarin.

Publik, lewat forum-forum Internet, sempat khawatir Roof bakal mengaku gila di hadapan penyidik. Hukum Amerika tidak akan bisa mendakwanya lewat jalur pidana, seandainya tersangka terbukti gila secara klinis. Berkat data di Internet itu, pemuda kulit putih tersebut sekilas waras, sekaligus sejak jauh-jauh hari merancang aksinya. Dia meyakini harus tercipta perang antara warga kulit putih lawan kulit hitam.

"Saya memilih Charleston karena kota itu adalah tempat bersejarah Amerika, pada satu hari nanti saya tidak ingin populasi kulit hitam mendominasi kami yang berkulit putih," tulis Roof di situs pribadinya itu.

Selain berisi pemikiran yang rasis, situs milik Roof itu juga memuat fotonya sedang memegang senapan serta membawa bendera konfederasi, gabungan negara bagian pendukung perbudakan di era Perang Sipil AS abad 18.

Roof menyambangi Gereja Emmanuel, Charleston, pada Kamis (18/6) sore waktu setempat. Dia berpura-pura ikut misa, sebelum memberondongkan senjata apinya kepada para jemaat yang sedang berdoa.

Total sembilan orang tewas, terdiri dari tiga lelaki dan enam perempuan, akibat ulah pemuda itu. Salah satunya adalah Pastur Clementa Pinckney, 41 tahun. Selain menjadi pimpinan gereja, Pickney sekaligus menjabat senator mewakili Negara Bagian South Carolina. Tiga jemaat selamat dari maut.

Polisi mendakwa teroris muda itu atas pasal pembunuhan berencana terhadap sembilan orang, termasuk kepemilikan senjata api tanpa izin. Jaksa memperkirakan dia bisa dituntut hukuman maksimal, yakni suntik mati.

(Jezebel/Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: