Petugas masuk ke bagian dalam Bandara Ataturk Turki yang menjadi lokasi bom bunuh diri, Rabu (29/6). (Foto: Reuters)
Serangan teror kembali melanda Turki. Bom bunuh diri dan serangan tembakan membabi buta menewaskan 36 jiwa dan melukai lebih dari 140 orang lainnya di Bandara Ataturk, Istanbul, pada Selasa (28/6).
Dilansir laman BBC News, Rabu (29/6), belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan. Namun Perdana Menteri Turki Binali Yildrim mengatakan ada tanda-tanda awal keterlibatan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam serangan.
Serangan diperkirakan terjadi pada pukul 22.00 waktu setempat. Pejabat berwenang mengatakan tiga pelaku awalnya melepaskan tembakan di dekat titik masuk ke terminal bandara. Polisi yang menyadari aksi penembakan tersebut merespons dengan menembaki pelaku.
Rekaman yang muncul di media sosial menunjukkan seorang polisi menembak salah satu pelaku penyerangan. Pelaku yang sempat jatuh ke lantai kemudian meledakkan diri tak lama setelah polisi berusaha melumpuhkannya.
Saksi mata Paul Roos mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa ia dijadwalkan terbang ke Afrika Selatan saat penyerangan terjadi. Namun saat menuju terminal keberangkatan, di eskalator ia mendengar bunyi tembakan.
"Ada orang berkeliaran di sekitar (bandara), ia berpakaian serba hitam dan membawa pistol," kata Roos. Pelaku disebut-sebut menggunakan senapan Kalashnikov saat serangan berlangsung.
Bandara Ataturk memang telah lama dipandang sebagai sasaran yang rentan serangan. Menurut data tahun 2015, lebih dari 61 juta penumpang bepergian melalui bandara tersebut.
Serangan di bandara Turki bukan kali ini saja terjadi. Pada Desember 2015 lalu, ledakan juga terjadi di Bandara Sabiha Gokcen dan menewaskan seorang petugas kebersihan. Namun serangan saat itu diklaim oleh kelompok militan Kurdi Kurdistan Freedom Falcons (TAK).
Menanggapi serangan terbaru di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan serangan harus menjadi titik balik dalam perang melawan kelompok militan. " Bom yang meledak di Istanbul hari ini bisa terjadi di bandara di kota-kota di seluruh dunia," katanya.
Amerika Serikat juga merespons serangan dengan mengatakan hal itu merupakan tindakan keji. AS menyatakan akan tetap setia mendukung Turki. Sementara Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier mengatakan turut berduka untuk keuarga korban.
(BBC-News/Reuters/Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email