Sebagai Ibukota negara Australia, Canberra menjadi tempat bekerja bagi para diplomat dan PNS. Fasilitas lengkap bagi para penduduknya tersedia di kota yang suasananya sangat nyaman ini.
Di Canberra, berdiri salah satu masjid terbesar di Australia, Canberra Mosque.
Siapa sangka, masjid yang mampu menampung 2.000 jamaah itu dibangun salah satunya oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia melalui kedutaannya di Australia menggandeng Malaysia dan Pakistan untuk membangun sebuah masjid.
“Masjid ini bagian dari sejarah kita. Kita sebagai pattern pembangunan masjid ini yang didirikan sejak tahun 1960,” kata Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema saat ditemui detikcom dan dua media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International di Canberra Mei 2016 lalu.
Foto: Canberra Mosque (Khabibi/detikcom)
Letak Canberra Mosque hanya beberapa meter dari kantor KBRI Canberra. Dulu, masjid itu hanya memiliki 100 jemaah, namun kali ini masjid di pusat Ibukota Australia itu sudah memiliki lebih dari 2.000 jemaah.
Masjid yang berdiri di atas lahan yang letaknya sangat strategis, hanya beberapa kilometer dari pusat pemerintahan Australia itu memang tidak terlalu besar ukurannya bila dibandingkan ukuran masjid di kota-kota besar di Indonesia. Saat ini, masjid berwarna putih itu sudah tidak sanggup lagi menampung jemaah yang terus bertambah.
Jemaah masjid pun berasal dari berbagai latar belakang. Tidak hanya digunakan untuk umat muslim dari Indonesia, Malaysia dan Pakistan. Masjid terbuka untuk umum dan bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Inggris, sehingga bisa dipahami semua jemaah yang datang.
Foto: Suasana Canberra Mosque (Khabibi/detikcom)
Menurut Duta Besar Malaysia untuk Australia, Zainal Abidin Ahmad, adanya Canberra Mosque menjadi tanda bahwa Indonesia, Malaysia dan Pakistan sejak dahulu sudah menaruh perhatian pada umat muslim di Australia. Melihat keadaan Canberra Mosque yang sudah over kapasitas, maka Indonesia dan Malaysia sedang merencanakan untuk membangun masjid baru di Canberra yang mampu menampung jemaah yang lebih banyak.
Foto: Dubes Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema (kanan) (Khabibi/detikcom)
“Seperti yang disampaikan Pak Duta Besar Pak Najib, sudah menceritakan mengenai sejarah pembangunan masjid ini, pada awalnya Indonesia, Malaysia dan Pakistan mendapatkan izin dari Australia untuk membangun Masjid Canberra, pada mulanya masyarakat muslim hanya 100 orang, tapi sekarang sudah bertambah hingga ribuan pada hari Jumat. Itu kerjasama antara kita tiga kedutaan. Saat ini ada upaya untuk membangun masjid lain di bagian utara Canberra di Ganggalin,” jelas Zainal.
Sementara itu, President of Islamic Society of Act (ISACT), Abdul Hakim menyampaikan bahwa Canberra Mosque saat ini menjadi pusat kegiatan keislaman di Ibukota Australia. Berbagai kegiatan untuk para jemaah telah disiapkan pihak masjid, bahkan kegiatan selama bulan Ramadan juga telah disiapkan. “Masjid ini menjadi pusat kegiatan agama Islam di Canberra. Selama bulan Ramadan, di masjid ini diadakan berbagai kegiatan dan yang pasti ada salat tarawih berjamaah,” tegas Abdul Hakim.
(Detik/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email