Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, hari ini masalah hijab menjadi pemicu perang kehendak di dunia. Kehendak untuk menjaga kesucian Tuhan berhadapan dengan kehendak untuk menistaskan kesucian tersebut.
Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan para pegiat masalah hijab dan kesucian Haram Suci Imam Ridha as menjelaskan bahwa hijab termasuk aturan Ilahi dan hak Tuhan, bukan merupakan hak privat individu.
Ia menuturkan, sepanjang sejarah umat manusia, kubu imperialis selalu berusaha mengalahkan aturan Ilahi dan hari ini di negara-negara yang mengklaim diri sebagai tempat lahirnya kebebasan, masalah hijab berubah menjadi sebuah masalah penting dan terkait dengan keamanan. Hal ini menunjukkan bahwa target mereka bukanlah pembahasan kerudung dan hijab, tapi mengalahkan aturan Tuhan serta melenyapkan seluruh kesucian.
Raisi menjelaskan, sebaliknya, pandangan sebuah sistem Islam terkait hijab adalah resistensi, perlawanan dan perjuangan untuk menjaganya di hadapan sistem imperialisme, dan masalah ini berujung dengan perang kehendak yang dimulai dari peristiwa Masjid Goharshad dan sampai sekarang masih berlangsung di dunia ini, dan kerap kita saksikan tampak dalam wajah seorang perempuan berhijab di berbagai penjuru dunia. Contohnya adalah kematian seorang perempuan berhijab di pengadilan Jerman yang menjadi noda hitam dalam sejarah Eropa.
Upaya Media-media Barat
Anggota Staf Ketua, Dewan Ahli Kepemimpinan Iran menambahkan, hari ini raksasa media Barat selain terhadap Iran, juga memaksakan budaya Barat tanpa belas kasihan, kepada rakyat Afghanistan, Pakistan, India dan lainnya yang dalam tradisi mereka memiliki satu bentuk malu dan kesucian. Media-media Barat berusaha menghancurkan kesucian tersebut sehingga bisa memperluas kepentingan-kepentingannya di negara-negara itu.
Ia melanjutkan, apa yang sampai sekarang dilakukan di bidang hijab dan kesucian Haram Suci Razavi, bernilai dan patut diapresiasi, akan tetapi untuk sampai pada titik ideal, masih ada jarak yang jauh. Kami berharap serangkaian langkah yang dilakukan di bidang hijab dan kesucian di Mashhad dapat menjadi teladan dan contoh di level nasional.
Huajtulislam Raisi juga menyinggung keberadaan Makam Suci Imam Ridha as di kota Mashhad dan menuturkan, Haram Razavi tidak hanya meliputi Makam Suci Imam Ridha as saja, tapi seluruh kota Mashhad juga harus dihitung sebagai Haram Razavi, dan lembaga-lembaga terkait yang diperlukan dalam masalah ini harus disiapkan.
Urgensi Upaya Bersama untuk Menjaga Malu
Raisi menerangkan, masalah keluarga dan kesucian merupakan salah satu masalah yang paling prinsip di dalam masyarakat Islam.
Ia mengatakan, jika masalah kesucian dan hijab secara serius diperhatikan oleh seluruh lapisan masayarakat mulai dari Lembaga Penyiaran Nasional, IRIB, seniman, penyusun kebijakan dan lainnya, maka kita bisa berharap masalah malu dapat disebarluaskan di tengah masyrakat negara kita.
Raisi mengenang syuhada kesucian dan hijab, dan menuturkan, jika di hari itu perempuan-perempuan dan laki-laki kita menekankan pentingnya menjaga masalah kesucian dan hijab dengan mengorbankan darah mereka, maksudnya tidak lain adalah kesucian Ilahi yang harus diupayakan untuk dilindungi.
Di awal pertemuan, Kepala Divisi Penyiaran dan Komunikasi Islam, Haram Suci Razavi, Ketua Dewan Koordinasi Penyiaran Khorasan Razavi, Ketua Lembaga Penyiaran Islam dan sejumlah direksi lembaga kebudayaan dan eksekutif tingkat provinsi menyampaikan pandangan dan laporan aktivitas-aktivitas yang sudah dilakukan di bidang kesucian dan hijab.
(Astan-News/News-AQR/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email