Pada pertemuan Komite Kebudayaan Peradaban Islam dan Iran yang digelar tempat sekteriat dewan ini, Dewan Tertinggi Revolusi Kebudayaan Ali Akbar Velayati menekankan tentang perlunya menjaga citra publik sebagai bentuk gerakan dalam pembangunan masjid.
Shabestan News Agency, dilansir dari markas berita Dewan Tertinggi Revolusi Kebudayaan, pada pertemuan ke-200 Komisi “Kebudayaan dan Peradaban Islam dan Iran” yang digelar di kantor Sekteriat dewan ini, Ali Akbar Velayati mengatakan bahwa peninggalan-peninggalan yang sangat berharga seperti kitab “Qanun” dan “Syifa” karya Ibnu Sina dengan pengantar yang komprehensif harus segera dirilis.
Dalam pendahuluannya ini harus ditulis oleh orang-orang yang ahli dan berkompeten dalam masalah ini, dan dengan pengantar harus dijelaskan secara rinci serta dalam waktu yang singkat, jelas Ali Akbar Velayati.
Selain itu, dalam pembahasan ilmu-ilmu alam hauzah-hauzah ilmiah harus turut berperan dengan membuka bidang baru dengan menggunakan peninggalan-peninggalan yang ternilai seperti kitab As-Syifa karya Ibnu Sina, tambah anggota Dewan Tertinggi Revolusi Kebudayaan.
Sambil mengisyaratkan pada haram suci Imam Ali Ridha as merupakan contoh sempurna dari peninggalan-peninggalan kesenian Islam yang ada di Iran, Velayati menjelaskan bahwa haram suci ini sudah berusia 1100 tahun lamanya yang semakin ke sini terus semakin sempurna.
Dalam hal lainnya, kebangkitan pembangunan masjid harus menjadi kebangkitan publik dan pemerintah juga harus turut serta mendukung dalam sektor ini, pungkas Ali Akabar Velayati.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email