Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (14/7) petang dalam seminar koordinasi rombongan budaya dakwah “Di Bawah Naungan Matahari” ke-9 yang dihadiri oleh perwakilan perhimpunan-perhimpunan pelayan Razavi dari seluruh penjuru Iran dan digelar di ruang seminar Haram Suci Razavi, menilai strategi utama tahun ini bagi rombongan tersebut adalah perhatian terhadap hukum fikih dan membuka peluang pengembangan pemahaman konsep pelayanan, pelayan dan yang dilayani.
Ia menerangkan, mengatasi kesulitan-kesulitan masyarakat dan mengembangkan budaya perubahan di bawah semangat kepatuhan kepada Tuhan, termasuk ajaran-ajaran keteladanan hidup Imam Ali bin Musa Al Ridha as, harus menjadi perhatian serius rombongan-rombongan “Di Bawah Naungan Matahari” di masa sekarang.
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan menjelaskan perbedaan pengiriman rombongan-rombongan Di Bawah Naungan Matahari periode sekarang dengan sebelumnya, bahwa periode kali ini dilengkapi dengan program baru yang berbeda, dengan konsentrasi pada bantuan untuk kaum fakir miskin, pengembangan spiritualitas, dunia ruhaniwan dan menyampaikan teladan serta sirah hidup Razavi.
“Bantuan kepada fakir miskin dan semangat perubahan harus dibarengi dengan langkah-langkah seperti perhatian pada kebutuhan kaum papa, mengidentifikasi prioritas kebutuhan, pembentukan mekanisme-mekanisme yang sudah disusun untuk memenuhi kebutuhan dan memanfaatkan kapasitas lembaga-lembaga yang lain dalam menyalurkan bantuan ini,” paparnya.
Meskipun pasti seluruh tujuan tidak dapat dicapai hanya dalam sebuah perjalanan, katanya, namun dapat menjadi sebuah pendahuluan bagi gerakan besar dan langkah-langkah yang akan membuahkan hasil-hasilnya di masa depan.
Pengembangan Konsep Pelayanan, Pelayan dan yang Dilayani dalam Rombongan
Perwalian Haram Suci Razavi menyebut pengembangan konsep pelayanan, pelayan dan yang dilayani sebagai tugas lain rombongan Di Bawah Naungan Matahari di periode ini.
Ia menuturkan, membangun hubungan antara pelayan dan yang dilayani untuk mengatasi masalah-masalah dan memenuhi kebutuhan kaum papa juga merupakan tugas rombongan ini. Bantuan-bantuan pembangunan, kesehatan, budaya dan dakwah adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh para pelayan ikhlas yang ada dalam rombongan ini dan menjadi awal langkah-langkah yang lebih solid dan luas.
Menurutnya, rombongan-rombongan Di Bawah Naungan Matahari akan mengharumkan atmosfir negara dengan wangi ziarah.
Raisi menyinggung dampak-dampak positif dan spiritual ziarah dan menuturkan, rombongan-rombongan Di Bawah Naungan Matahari dapat membantu para pecinta Imam Ridha as untuk berziarah ke makam suci beliau, akan tetapi ziarah ini dapat bermakna dan dapat berdampak pada hidup seorang peziarah, ketika hubungan yang terjalin antara peziarah dengan yang diziarahi adalah hubungan hati, dalam dan ikhlas, perhatian yang hanya dapat terjadi dengan bantuan Imam Ridha as ini. Secara lahir ini adalah masalah yang terjadi sekejap dan seketika saja, akan tetapi jika terdapat kecintaan dalam diri peziarah, maka ini akan menjadi masalah permanen yang akan termanifestasi dalam seluruh perjalanan hidup individu, sosial dan politik seseorang.
Hujatulislam Raisi di bagian lain pidatonya menyinggung soal bantuan-bantuan kontinu dan cepat terhadap fakir miskin dan menegaskan bahwa di Haram Suci Razavi perhatian pada kaum papa merupakan sebuah strategi serius, bukan sebuah gerakan yang terputus.
Ia menerangkan, di Hari Raya Idulfitri tahun ini, seluruh zakat fitrah dan uang kafarah puasa yang terkumpul di Haram Suci Razavi, dalam jumlah banyak selama 48 jam, berkat bantuan dan kerja sama Komite Emdad Imam Khomeini, dan lembaga-lembaga penyaluran bantuan lainnya, sampai ke tangan orang-orang yang membutuhkan, dan ini merupakan langkah yang sangat baik dalam bentuknya.
Urgensi Posisi Wakaf dan Nazar
Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran itu di bagian lain pidatonya berbicara tentang posisi tinggi wakaf dan nazar dan menjelaskan bahwa wakaf merupakan salah satu bentuk infak dan hasil abadi manusia.
Ia menuturkan, menggelar majelis-majelis mengenang Imam Ridha as di Haram Suci Razavi, huseiniyah dan pusat-pusat keagamaan lainnya adalah berkat wakaf dan nazar yang merupakan budaya yang sudah tersebar luas di tengah masyarakat Iran sejak dahulu kala.
Hujatulislam Raisi menyebut pengeluaran harta terbaik adalah wakaf dan nazar. Ia menerangkan, rombongan-rombongan “Di Bawah Naungan Matahari” harus menyebarluaskan budaya wakaf dan nazar di seluruh penjuru negeri, gerakan suci ekonomi ini bersumber dari kecintaan dan keikhlasan, dan menyambungkan para pewakaf dengan keabadian serta harus terus berlangsung di negara ini.
Perayaan rakyat dan spiritual “Di Bawah Naungan Matahari” digelar oleh jaringan pemuda Razavi yang berada di bawah Lembaga Pelayanan Konsultasi, Pemuda, Riset Sosial , Haram Suci Razavi selama Pekan Karamah.
(Astan-News/News-AQR/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email