PM Turki Binali Yildirim. (Foto: AFP/ADEM ALTAN)
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengingatkan bahwa konflik Suriah atau ancaman kelompok militan di negara tersebut akan tetap berlangsung jika Presiden Bashar al-Assad masih berkuasa.
Dalam beberapa hari terakhir, Yildirim berulang kali mengatakan Turki berencana menjalin hubungan baik dengan Suriah, setelah mengalami kesuksesan dengan Israel dan Rusia. Pernyataannya memicu spekulasi mengenai berubahnya arah angin kebijakan luar negeri Turki.
Namun dalam sebuah wawancara dengan BBC yang dirilis Rabu (13/7/2016) malam waktu setempat, Yildirim mengatakan Assad harus mundur karena jika dia masih berkuasa, konflik tidak akan berakhir.
"Di satu sisi ada Assad, di sisi lain ada Daesh. Kita tidak bisa lebih memilih Assad atau Daesh. Keduanya harus pergi -- keduanya sama-sama masalah Suriah," ujar Yildirim, merujuk pada akronim dalam bahasa Arab untuk kelompok militan Islamic State (ISIS).
"Mari bayangkan kita telah berhasil mengatasi Daesh, masalahnya akan tetap ada. Selama Assad masih di sana, masalahnya tetap ada. Organisasi teroris lain akan bermunculan," sambung dia.
Yildirim menuduh rezim Assad telah memicu kelahiran ISIS lewat kebijakan membunuh warganya sendiri secara sengaja.
Konflik Suriah telah menelan lebih dari 280 ribu korban, dan Yildirim menyebut jumlah sesungguhnya mencapai setengah juta.
Jutaan warga Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka sendiri dan telantar di dalam dan luar negeri.
(AFP/BBC/Metro-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email