Hussain Syaikh al-Islam dengan mengisyaratkan peran beberapa negara dalam kudeta militer Turki mengatakan, kemungkinan ada peran Amerika dan Arab Saudi di balik layar kudeta.
Hussain Syaikh al-Islam, pakar tinggi masalah internasional dan Timur Tengah saat wawancara dengan IQNA mengatakan, harus diucapkan selamat kepada masyarakat Turki karena kegagalan kudeta militer; karena dengan kehadiran luas di jalan-jalan dan penentangan dengan para pelaku kudeta di hadapan kekuatan yang menentang demokrasi di Turki dan yang menjadi pentolannya adalah Amerika.
Terkait para pelaku di balik layar kudeta ini ia mengungkapkan, Binali Yildrim, Perdana Menteri Turki baru-baru ini mengambil sikap positif dalam mendukung Suriah, sementara tidak menyenangkan untuk Amerika dan sistem monarki Arab Saudi dan kemungkinan sikap ini berpengaruh dalam terjadinya kudeta.
Peran Opisisi Demokarasi dalam Kudeta
Syaikh al-Islam menjelaskan bahwa para oposisi demokrasi di Turki juga memiliki peran dalam kudeta. Ia menegaskan, untuk otoritas Saudi kemenangan teroris di Suriah berubah menjadi masalah kehormatan dan ketika Turki merubah sikapnya dan condong ke pihak pemerintah Bashar al-Assad, maka tidak ada seorangpun yang akan dapat memasok persenjataan dan bahan peledak serta para teroris ke Suriah dan perantara serta jalan penghubung akan terputus.
Pakar masalah regional menjelaskan, perubahan sikap Turki terhadap Suriah sangatlah terlalu mahal buat Saudi dan bahkan Menlu Arab Saudi, Adil al-Jabir mengambil sikap terang-terangan terhadap Turki dan mengancam jika masih tetap kontinu dalam perubahan ini, Arab Saudi juga akan melakukan hal yang sama di Turki sebagaimana yang telah dilakukan di Suriah (dukungan dan sokongan teroris). Ancaman ini sangatlah dungu.
Hussain Syaikh al-Islam mengatakan, semua hal ini menunjukkan kemungkinan campur tangan Arab Saudi dan Amerika dalam kudeta Turki.
Kepalsuan Kudeta adalah Naif
Syaikh al-Islam dalam menjawab tentang kepalsuan kudeta mengatakan, kepalsuan kudeta merupakan analisis yang tidak dapat diterima dan naif karena lebih dari 200 orang terbunuh dalam kudeta tersebut; dengan demikian bagaimana dapat disebut palsu. Di penghujung ia menambahkan peran Fethullah Gulen, pemimpin oposisi Turki dalam kudeta, Gulen dirinya menyanggah hal ini, "saya juga menganggap pasukan-pasukan asing berpengaruh dalam kudeta ini; pasukan yang mendapatkan keuntungan jika kudeta berhasil”.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email