Pesan Rahbar

Home » » Protes Masyarakat Inggris atas Pelarangan Pakaian Renang Islam

Protes Masyarakat Inggris atas Pelarangan Pakaian Renang Islam

Written By Unknown on Friday, 26 August 2016 | 01:21:00


Negara-negara berbahasa Inggris dengan memprotes pelarangan mengenakan pakaian renang Islam di tepi-tepi pelbagai kota Perancis juga mendeskripsikan keilegalan pakaian-pakaian religi laksana menghantam integritas masyarakat.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Daily Nation, baru-baru ini, satu demi satu kota-kota Perancis melarang memakai pakaian renang Islam di tepi-tepi pantai; gerakan ini dimulai di kota Marseille, kemudian sampai ke kota Cannes dan hari Jumat kota Nice juga ikut bergabung.

Beberapa analis Inggris dengan mengecam pelarangan pakaian renang ini juga mendeskripsikan gerakan ini sebagai tindakan absurd.

Para pendukung kebijakan ini mengatakan bahwa pelarangan pakaian ini menyebabkan pencegahan konflik sektarian dan penyebaran kesetaraan.

Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls juga mengumumkan bahwa pakaian-pakaian ini merupakan symbol sebuah proyek politik anti masyarakat, yang mendasarkan pada penawanan para wanita.

Namun opini-opini ini di Inggris mendapat tantangan sebagai aksi-aksi menentang toleransi religi.

Maria Aveles, warga Inggris mengatakan, senantiasa dikatakan kepada komunitas muslim supaya berpartisipasi dan lebih aktif dalam masyarakat, namun aksi-aksi ini menghalangi komunitas muslim untuk berbaur dalam masyarakat.

David Aronovich, jurnalis, penafsir dan penulis Inggris juga mengatakan, hanya pikiran-pikiran menyimpang saja yang melarang pekaian renang Islam. Tidak ada satu problempun di Perancis yang akan terselesaikan dengan kebijakan absurd ini, bahkan hanya akan menambah problem-problem baru.

Sara Silvestri, warga London pakar politik dan agama mengatakan, metode Perancis untuk integrasi sosial adalah menyamakan satu sama lainnya; sementara metode Britania adalah menghormati keragaman budaya.

Will Hutton, penulis makalah handal The Guardian dan direktur Hartford College, Oxford juga dengan memublikasikan sebuah makalah dalam harian ini dengan memprotes kebijakan Perancis juga menegaskan kelaziman mengakhiri pengasingan warga-warga muslim oleh negara-negara Barat.

(Daily-Nation/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: