Pesan Rahbar

Home » » Ayatullah Raisi: Retorika Saudi Hari Ini, Retorika Yazid di Tahun 61 Hijriyah

Ayatullah Raisi: Retorika Saudi Hari Ini, Retorika Yazid di Tahun 61 Hijriyah

Written By Unknown on Tuesday 11 October 2016 | 22:26:00


Perwalian Haram Suci Razavi dalam pertemuan dengan anggota tim perumus kebijakan dan perencanaan peringatan kesyahidan Mayjen Mohammad Nasser Nasseri menjelaskan bahwa rezim Al Saud adalah kepanjangan tangan strategi pemerintahan Yazid.

Ia menuturkan, retorika Arab Saudi hari ini adalah retorika kubu Yazid di tahun 61 Hijriyah.

Astan News melaporkan, Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan yang digelar, Jumat (7/10) di Aula Velayat, Haram Suci Razavi menyebut front Suriah adalah front gerakan perlawanan dalam menghadapi kubu imperialis.

Raisi menjelaskan, dalam perlawanan mengadapi kelompok-kelompok teroris Suriah, masalahnya bukanlah mempertahankan sebuah negara semata, tapi membela Islam dan kemanusiaan.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan menerangkan bahwa hari ini para pendukung Syeikh Zakzaky di Afrika termasuk ke dalam front perlawanan.

“Front perlawanan Suriah adalah bagian dari kami, pasalnya dalam hal ini yang menjadi masalah bukanlah sebuah negara atau wilayah geografis, tapi keamanan Dunia Isam dan jika tidak ada perlawanan dari para pejuang Islam dan para pembela Haram Suci, maka hari ini Tehran harus berperang menghadapi kelompok teroris Daesh,” ujarnya.

Anggota Majelis Khobregan Iran itu menyinggung kenangan tentang para syuhada disertai dengan falsafah dan sebab-sebabnya.

Ia mengungkapkan, mengenang para syuhada secara mandiri adalah penjelasan sejarah dan sebagaimana kisah-kisah Al Quran harus dikutip bersama falsafahnya. Dalam menjelaskan perjalanan hidup para syuhada dan era pertahanan su,ci, sebab dan faktor-faktor penyebab terjadinya peristiwa itu harus diterangkan sehingga generasi muda belajar darinya.

Raisi juga mengatakan bahwa kepribadian para syuhada dipenuhi oleh pelajaran-pelajaran bernilai bagi generasi muda. Dalam upaya menghormati para syuhada, katanya, selain harus dibahas kehidupan pribadi mereka, juga dimensi-dimensi ketokohan mereka juga harus diperhatikan. Mungkin kehidupan pribadi para syuhada memiliki banyak daya tarik, namun daya tarik-daya tarik ini sangat terbatas. Ketokohan merekalah yang harus dijelaskan sehingga dapat menjadi teladan dan pelajaran bagi para generasi muda.

Perwalian Haram Suci Razavi mengutip kalimat “Laallakum Tatafakkarun” ayat 219 surat Al Baqarah dan menerangkan, menjelaskan kenangan para syuhada dari satu sisi adalah menjelaskan realitas dan dari sisi lain menerangkan falsafah terjadinya realitas tersebut. Apa yang dapat menjadi penting dan pelajaran bagi generasi muda adalah falsafah kehidupan para syuhada yang harus dijelaskan.


Syuhada, Manifestasi Nyata Kemuliaan

Anggota Majelis Kobregan itu menyebut para syuhada sebagai manusia-manusia mulia dan menjelaskan, kemuliaan dalam arti bahwa jika seorang manusia memiliki jiwa luhur, penuh sisi spiritual dan bersambung kepada Allah Swt serta tidak melihat selain Tuhan, maka ia juga adalah orang yang siap mengorbankan harta, kehormatan dan bahkan nyawa jika diperlukan.

Ayatullah Raisi mengatakan, syahid Nasseri dan syuhada Islam lainnya sebelum kesyahidan menjemputnya telah sampai ke kedudukan mulia.

“Syuhada kita pertama mencapai kedudukan kemuliaan dan dengan pengetahuan, ikhtiar dan kecintaan kepada Tuhan, mengorbankan nyawa mereka dan terjun ke medan tempur,” imbuhnya.

Menurut Raisi, syuhada adalah manifestasi nyata kemuliaan. Para syuhada, katanya, mengorbankan nyawanya di jalan Tuhan dengan pengetahuan, kesadaran, keikhlasan, makrifat dan pengenalan jalan, penunjuk dan pengikut.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu menilai syuhada Revolusi Islam, perang pertahanan suci dan front perlawanan adalah kelanjutan jalan syuhada Karbala.

“Seperti juga bahwa Asyura dalam pandangan masyarakat akan abadi sepanjang masa, kenangan atas para syuhada kita juga abadi, pasalnya mereka adalah kelanjutan gerakan Asyura dan nyawa mereka dikorbankan untuk membela agama dan nilai-nilai Ilahi,” tuturnya.

Ayatullah Raisi di bagian lain pidatonya menjelaskan urgensi “mengenal zaman” dan mengatakan bahwa salah satu karakteristik syuhada Asyura adalah mengenal zaman.

Ia menerangkan, hari ini pengenalan atas zaman bagi seluruh anggota masyarakat khususnya orang-orang yang memegang jabatan, sangat penting. Seseorang yang memahami tuntutan-tuntutan zamannya dan terjun ke medan pada saat yang tepat, dapat menentukan arah zaman.

Raisi menekankan bahwa berpolitik berbeda dengan politisasi dan mengatakan, berpolitik yakni mengenal tuntutan-tuntutan zaman dan sesuai dengan tuntutan-tuntutan tersebut, memainkan peran dan kewajibannya.

Ia menganggap syuhada sebagai bintang-bintang yang bersinar di angkasa dunia dan pengorbanan, serta terdapat banyak kesamaan di dalam setiap surat-surat wasiat yang ditulis para syuhada yang menekankan ketaatan kepada Wali Fakih.

“Jika kita meluangkan sedikit waktu untuk memperhatikan dan mengamati surat-surat wasiat para syuhada, kita akan mendapati bahwa jihad di jalan Allah Swt, ketaatan kepada Wali Fakih dan melanjutkan jalan pengorbanan dan menjaga nilai-nilai serta cita-cita Revolusi Islam, adalah kesamaan yang kita temukan dalam surat-surat wasiat seluruh syuhada,” paparnya.

Di awal pertemuan, Brigjen Ali Molavi, Kepala Staf urusan Peringatan Syuhada Mohammad Nasser Nasseri selain mengenang syahid mulia ini menuturkan, tahun ini sebelum tibanya hari peringatan Syahid Nasseri, setelah dilakukan sejumlah pertemuan oleh para petugas yang aktif di bidang penyebarluasan budaya pengorbanan dan syahadah, disepakati acara peringatan Syahid Nasseri akan diselenggarakan pada 29 Mehr 1395 Hs.

Brigjen Molavi menambahkan, berkat pertolongan Allah Swt program bernilai ini berhasil disusun oleh para petugas yang mencintai budaya pengorbanan dan syahadah, dan kami berharap acara dapat terselenggara sesuai waktu yang telah ditetapkan di Huseiniyah Imam Khomeini, kota suci Mashhad dan dihadiri oleh masyarakat luas.

Ketua Panitia Penyelenggaran Acara Peringatan Syahid Nasseri juga menyinggung aktivitas-aktivitas yang sudah dilakukan agar acara ini dapat terselenggara lebih baik.

“Persiapan di tingkat kota dan penyediaan karya-karya para syuhada oleh Walikota Mashhad dan aktivitas-aktivitas terkait konten, menyiapkan film layar lebar dan kartun tentang kehidupan Syahid Mohammad Nasser Nasseri dan pameran buku-buku biografi syahid ini juga akan digelar di sela penyelenggaraan peringatan kesyahidan Syahid Nasseri,” pungkasnya.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: