Peringatan Asyura, penyenggara DPP Ahlulbait Bait Indonesia di Gedung Sudirman Jakarta 12 Oktober 2016
Masyarakat muslim Syiah baru saja mengadakan acara peringatan 10 Muharram yang biasa disebut hari asyura. Acara tersebut diadakan di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan Pada Hari rabu, 12 Oktober 2016. Acara yang dihadiri oleh ribuan orang ini, telah menjadi magnet bagi sebagian pihak yang ingin mengenal lebih jauh makna peringatan dari acara tersebut.
Terkait hal ini, Seorang pimpinan Ahlulbait Indonesia (ABI) Husein Sahab menjelaskan bahwa peringatan asyura adalah momentum persatuan. “Acara ini dihadirkan bukan untuk memecah belah umat, tetapi ini adalah momentum persatuan sekaligus ingin mengenalkan kepada masyarakat muslim Indonesia yang mungkin belum tahu mengenai makna Asyura dan makna perjuangan Imam Husein, seorang inspirator dunia,” ucapnya.
Sahab juga menambahkan bahwa acara tersebut mempunyai beragam filosofi. “Imam Husein bukan hanya milik Syiah saja, bahkan bukan hanya milik orang Islam. Ia adalah simbol penentangan terhadap segala bentuk kezaliman. Non Muslim saja, banyak yang ber-empati terhadap perjuangan Imam Husein. Karena cucu Nabi saw ini membawa ajaran yang membumi dan Universal,” ucapnya saat diwawancarai di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, (12/10)
Sahab juga mengatakan bahwa peristiwa asyura mengandung banyak nilai. “Banyak yang bisa kita ambil dari makna perjuangan Imam Husein di Karbala. Ia mengajarkan arti pengorbanan, arti kemanusian, arti kesetian, arti keadilan, arti persatuan, yang bila mana dikaitkan dalam konteks kebangsaan dan Pancasila, tentu sangat harmoni dan sama sekali tidak bertentangan.
Disamping itu Pengurus ABI ini menyayangkan dengan beberapa sikap sebagian pihak yang anti dengan acara asyura. “Yang mengadakan aksi penolakan terhadap peringatan asyura ini, adalah pihak yang ingin memecah belah bangsa Indonesia yang sejak lama hidup rukun dalam keberagaman. Kita semua cinta NKRI. Selain itu lagi pula kita sudah mendapatkan izin dari pihak kepolisian. Kita sudah menjalani prosedur yang ada.
Ia pun menyampaikan terima kasihnya kepada pihak kepolisian yang sudah menjaga acara tersebut hingga selesai. “Kami ucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada pihak kepolisian yang turut membantu dalam menjaga acara Asyura ini. Hingga acara ini berjalan dengan aman dan tertib sekalipun ada sedikit pihak- pihak yang mencoba mengganggu acara ini, namun
Alhamdulillah situasi tetap aman terkendali,” ucapnya.
Sementara dalam orasinya, Muhsin Labib seorang cedikiawan muslim ternama menegaskan “Kita berkumpul di sini tidak untuk berpesta, tidak untuk mendeklarasikan khilafah, tidak untuk pesta-pesta. Kita berkumpul di sini untuk berzikir, hanya untuk menunjukkan bahwa kita mencintai Rasulullah saw.”
Ia melanjutkan “Peristiwa Asyura, peristiwa Karbala, bukan sepenggal peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Bukan sebuah fragmen sejarah yang terputus, tapi bagian tak terpisahkan dari perjuangan agung Rasulullah saw. Dan tanpa Muhammad tak ada Husain” tegasnya dengan lantang.
(Sumber-News/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email