Kementerian Pertahanan Rusia menuduh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas pengeboman terhadap iring-iringan jenazah di Daquq, Irak. Puluhan orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov menuturkan, jet tempur koalisi AS salah mengira para pelayat tersebut sebagai militan ISIS. Daquq sendiri berada 30 kilometer (km) sebelah selatan Kirkuk yang menjadi lokasi pertempuran koalisi dengan ISIS menuju Mosul.
“Berdasarkan keterangan saksi mata, para pelayat disangka teroris oleh jet tempur koalisi. Puluhan warga sipil tewas. Pesawat mata-mata Rusia mendeteksi dua jet koalisi melancarkan serangan udara di Daquq di mana tidak terdapat militan ISIS menurut data yang kami punya,” sebut pria berpangkat Jenderal itu, seperti dimuat Russia Today, Minggu (23/10/2016).
Menurut keterangan pejabat setempat yang diperoleh kantor berita AFP, sedikitnya 15 orang perempuan tewas dan 50 lainnya luka-luka. Bagi Konashenkov, insiden tersebut menandakan sebuah kejahatan perang. Sebab, serangan terjadi di area warga sipil.
Sebagaimana diberitakan, pasukan Irak dengan bantuan koalisi AS melancarkan operasi untuk merebut Mosul dari tangan kelompok militan ISIS. Pasukan Irak yang dibantu serangan udara koalisi AS berupaya mengambil alih Mosul dengan terlebih dahulu menguasai wilayah-wilayah sekitarnya untuk mengepung ISIS.
(AFP/Russia-Today/Oke-Zone/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email