Kehadiran Mahmud Abbas, kepala otoritas Palestina, dalam acara pemakaman Shimon Peres menuai kecaman luas.
Dilansir Times Israel hari ini, sekalipun hubungan Tel Aviv dan otoritas Palestina berjalan dingin, Mahmud Abbas masih menyempatkan diri menghadiri acara pemakaman Shimon Peres, mantan kepala rezim Zionis.
Sebelum mengumumkan untuk menghadiri acara pemakaman Peres, Abbas mengklaim di halan Twitter bahwa kematian Peres adalah sebuah bencana bagi rakyat dan perdamaian Timur Tengah.
Media-media sosial Arab memuat tema hangat seputar kebenaran berita tersebut. Banyak dari mereka menilai bahwa tindakan Mahmud Abbas tersebut adalah sebuah pengkhiatan.
Hamas menentang kehadiran Mahmud Abbas di acara pemakaman Peres tersebut dan menetapkan hari Jumat kemarin sebagai “Hari Kemurkaan”.
Pada hari Kamis lalu, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, menyatakan setuju atas permintaan Mahmud Abbas untuk menghadiri acara pemakaman Peres.
Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, menegaskan, “Bangsa Palestina sangat berbahagia tatkala mendengar berita kematian seorang kriminal seperti Peres. Ia telah melakukan banyak kejahatan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina.”
Abu Zuhri mengecam keras kehadiran Mahmud Abbas dalam acara pemakaman Peres sembari menegaskan, “Tindakan ini adalah sebuah sikap acuk tak acuh terhadap darah syuhada dan kesengsaraan bangsa Palestina.”
Pusat Informasi Palestina merilis, banyak aktifis Arab dan Palestina menyebut Abbas sebagai seorang pengkhianat yang tidak mengindahkan darah para syuhada dan kesengsaraan bangsa Palestina di tangan Shimon Peres.
Banyak wakil Arab di Knesset enggan menghadiri acara pemakaman Peres. Mas‘ud Ghana’im, anggota Arab Knesset, menyatakan, pada tahun 1976 Peres menjabat sebagai Menteri Perang Israel. Selama ini, ribuan warga tak berdosa Palestina menjadi korban kebiadabannya. “Untuk itu, tidak ada alasan kita menghadiri acara pemakaman ini,” ujarnya.
(Times-Israel/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email