Pimpinan Pusat Ikatan Jamaah Ahlul Bait (PP IJABI) sebagaimana yang dijelaskan Ketua Umum Tanfidziyah IJABI, Syamsuddin Baharuddin sukses mengisi 1-10 Muharram dengan beragam kegiatan yang disebutnya rangkaian Asyura Husaini 1438 H.
Selama 10 malam berturut-turut sejak 1 Muharram 1438 yang bertepatan dengan hari ahad (2/10) IJABI, ormas Islam yang menghimpun umat Islam pecinta Ahlul Bait tersebut melaksanakan berbagai kegiatan menyambut peringatan Asyura mulai dari bentuk majlis doa dan dzikir, majlis ilmu dan sejumlah kegiatan sosial.
“Islam Muhammadi yang IJABI maksud dalam tema acara ini adalah Islam Sejati yang diajarkan Rasulullah saw, Islam yang menjadi Rahmat bagi semesta alam, Islam yg Menolak berkompromi pada kezaliman dan ketidakadilan.”
Majlis Pengajian keliling diadakan IJABI di berbagai tempat di Jawa Barat. Majlis Pengajian diisi dengan ceramah agama tentang makna dan hikmah di balik berbagai peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram khususnya terkait dengan peristiwa kesyahidan Cucu kesayangan Rasulullah Muhammad saw, yaitu Imam Husain as di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H. Selain itu, juga ada pembacaan syair-syair Asyura Husaini, pemutaran film, ziyarah dan do’a. Majlis ilmu diisi secara bergantian oleh KH DR Jalaluddin Rakhmat dan Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat, Lc.MA, Dewan Syura IJABI.
Selain majlis pengajian, IJABI juga melaksanakan donor darah untuk kemanusiaan bekerjasama dengan PMI Kota Bandung, pembuatan website khusus untuk berbagai hal terkait peristiwa Asyura (www.10muharram.com) dan pembagian goody bag berisi kebutuhan pokok untuk warga dhuafa.
Puncak kegiatan Asyura yang dilaksanakan IJABI diselenggarakan di kota Cirebon pada rabu (12/10) bekerjasama dengan Forum Silaturahmi Muslim Indonesia (FSMI) dalam bentuk Istighatsah dan Asyura Muharraman. Acara di gedung yang berkapasitas 3000 orang tersebut dipadati warga setempat termasuk dari luar kota Cirebon. Nampak hadir pula beberapa ulama dan sesepuh NU di Cirebon, di antaranya KH Zaelani (Ponpes Buntet), KH Ibrahim Rozi (Syuriah NU), KH Jajuli (Ponpes Kaliwadas), KH Syamsuddin (Ponpes Plered), KH Nasiruddin (Ponpes Plered) dan KH Dr Nuruddin Siradj.
Pimpinan Pondok Pesantren Buntet, KH. Zaelani mengawali acara dengan doa istighatsah yang kemudian dilanjutkannya dengan ceramah. Dalam ceramahnya beliau menyampaikan berbagai peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram terutama kisah tragis syahidnya Imam Husain As, cucu Rasulullah Saw. Diakhir penyampaiannya, ulama sepuh NU tersebut berharap acara tersebut menjadi agenda rutin tahunan di kota Cirebon.
Usai menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila, majelis diberkati dengan lantunan shalawat dan ma’tam Husaini. Ketua Dewan Syura IJABI, KH Jalaluddin Rakhmat dalam acara tersebut tampil membacakan kisah kesabaran para sahabat setia Rasulullah dan Imam Ali dalam mempertahankan ajaran Islam Muhammadi, Islam sejati yang diperjuangkan Imam Husain as saat membawa seluruh anggota keluarganya menuju Karbala. Dramatic reading berjudul Kayfa Shabruk! dibawakan oleh Ustadz Jalal dengan sangat menggugah dan mengharukan. Ribuan jamaah yang hadir menitikkan air mata saat mendengarkan kisah kepahlawanan Ahlulbait Nabi dan para sahabat setianya.
Pembacaan do’a bersama menjadi pamungkas pada acara tersebut yang sekaligus menandai berakhirnya rangkaian Asyura Husain 1438 H oleh PP IJABI. Acara yang mengambil tema “Dengan Teladan Husaini, Sebarkan Islam Muhammadi ke Segenap Penjuru Negeri” berjalan lancar dan aman dengan penjagaan aparat kepolisian yang dibantu sejumlah anggota Banser NU Cirebon.
Syamsuddin Baharuddin dalam penyampaiannya mengucapkan terimakasih kepada NU Cirebon termasuk tim Banser NU dan aparat kepolisian yang membantu terselenggaranya acara sehingga berakhir dengan lancar dan aman.
Dalam penjelasannya, Ketua Umum Tanfidziyah IJABI tersebut mengatakan, “Islam Muhammadi yang IJABI maksud dalam tema acara ini adalah Islam Sejati yang diajarkan Rasulullah saw, Islam yang menjadi Rahmat bagi semesta alam, Islam yg Menolak berkompromi pada kezaliman dan ketidakadilan.”
Menyikapi sejumlah aksi intoleran yang dilakukan sekelompok ormas Islam dengan menolak peringatan Asyura di sejumlah daerah, Syamsuddin mengaku menyayangkan hal tersebut. Ia berkata, “Berbagai aksi penolakan terhadap penyelenggaraan peringatan Asyura yang terjadi di berbagai daerah tidak boleh dibiarkan oleh aparat keamanan. Aksi kelompok intoleran itu justru merupakan ancaman yang sangat besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.”
“Intimidasi dan pemaksaan kehendak seperti yang mereka lakukan bukanlah cara-cara beradab, dan karena itu membahayakan kehidupan berdemokrasi bangsa kita yang ingin terus menjaga kemajemukannya.” Tambahnya.
“Karena itu, pemerintah dan aparat keamanan seharusnya bertindak tegas untuk mencegah kelompok intoleran itu memaksakan keinginannya pada kelompok-kelompok lain yang berbeda.” Harap ketua umum IJABI itu tegas.
(ABNA/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email