Ribuan warga Isfahan, Republik Islam Iran, pagi hari ini berjumpa dengan Rahbar Revolusi Islam Iran di Husainiah Imam Khomeini Tehran. Pertemuan ini terwujud dalam rangka memperingati ulang tahun pemakaman 370 syahid dari kota ini yang telah gugur dalam Operasi Muharram.
Dalam perjumpaan ini, Rahbar menyebut kota Isfahan sebagai kota “syahadah”, “muqawamah”, “ilmu dan budaya”, “agama”, dan “kerja dan inovasi”. Rahbar menilai bahwa salah satu keistimewaan warga Isfahan adalah semangat menjunjung kesyahidan dan muqawamah.
“Muqawamah dengan prinsip Revolusi Islam adalah salah satu kebutuhan utama hari ini. Yaitu prinsip-prinsip yang telah tertuang dalam pernyataan dan wasiat Imam Khomeini ra,” ujar Rahbar.
Rahbar menekankan, satu-satunya jalan untuk menangani problematika negara dan menutupi seluruh keterbelakangan yang telah terjadi ini serta kemajuan material, spiritual, etika, dan kebudayaan adalah semangat muqawamah dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip Revolusi Islam.
Rahbar menegaskan supaya ekonomi Iran harus menjadi fokus utama dan langkah-langkah serius harus diambil. “Musuh membidik ekonomi Iran, karena membayangkan bahwa ekonomi adalah titik kelemahan kita. Untuk itulah, prinsip ekonomi muqawamah menjadi acuan dan para petinggi negara harus membuktikan tindakan praktis kepada rakyat,” tukas Rahbar.
Rahbar juga menandaskan “kepekaan politik” supaya dimiliki oleh setiap warga Iran. “Tanpa kepekaan ini, seseorang bisa mengagumi sesuatu yang sebenarnya tidak layak dikagumi, seperti sebagian orang mengagumi Amerika. Padahal kekaguman ini hanyalah isapan jempol belaka,” ungkap Rahbar.
Rahbar menguraikan sebuah pernyataan yang pernah dilontarkan oleh Presiden Amerika terpilih. Ia pernah berkata, “Seandainya dana yang telah dialokasikan untuk perang dalam beberapa tahun terakhir dimanfaatkan untuk kepentingan internal Amerika, niscaya kita bisa membangun Amerika kembali.”
“Apakah mereka yang merasa kagum dengan Amerika bisa memahami pernyataan tersebut?” tanya Rahbar.
Rahbar menegaskan sehubungan dengan hasil pilpres Amerika, “Kami tidak akan tergesa-gesa memberikan nilai tentang pilpres ini. Amerika masih tidak berubah. Di sepanjang 37 tahun ini, kubu manapun yang berkuasa senantiasa menjadi petaka bagi rakyat Iran. Sebagian negara berduka cita dan sebagian lain malah bersuka cita. Kami tidak berduka dan tidak pula bersuka cita, karena masalah ini tidak berbeda bagi kita. Kita juga tidak merasa khawatir. Dengan inayah Ilahi, kami selalu siaga menghadapi setiap fenomena yang mungkin terjadi.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email