Bung Karno dan Fidel Castro (kanan). (Foto: presidensoekarno.com)
Tokoh revolusioner yang juga pernah menjadi presiden Kuba, Fidel Castro yang meninggal Sabtu 26 November 2016 tidak lengkap jika tidak dikaitkan dengan tokoh revolusioner Indoesia yaitu Presiden pertama RI (Republik Indonesia) Ir Seokarno.
Presiden pertama Republik Indonesia itu memang bersahabat dan sangat dekat dengan Fidel Castro. Bahkan Bung Karno sudah dianggap sebagai guru oleh Castro. Hubungan dekat keduanya terjadi karena dipicu renggangnya hubungan Indonesia dan Kuba dengan Amerika Serikat (AS) di akhir era 50-an.
Pada tahun 1959, Fidel Castro mengunjungi Jakarta untuk membicarakan misi dagang dengan Indonesia. Bung Karno yang mendapat cerutu Kuba memberikan keris dan kopiahnya pada Castro yang juga datang bersama Che Guevara. Misi dagang Kuba-Indonesia akhirnya berhasil dicapai. Bung Karno menilai keramahan Kuba harus dibalas.
Fidel Castro dan Bung Karno (Foto: presidensoekarno.com)
Tahun 1960, Presiden Soekarno melawat ke Kuba. Ia disambut langsung Fidel Castro di ujung tangga pesawat. Kedatangan Bung Karno juga disambut gegap gempita warga Kuba saat melangkahkan kakinya keluar dari pesawat di Bandara Havana, Kuba, 22 Januari 1960. Warga Kuba berdiri di sepanjang jalan membentangkan poster bertuliskan ‘Viva President Soekarno’.
Foto-foto Soekarno, Che dan Castro menunjukkan hubungan yang sangat dekat. Untuk sahabatnya itu, Bung Karno membawa oleh-oleh istimewa: sebuah keris. Mereka tertawa seperti dua sahabat saat bertukar penutup kepala. Bung Karno menukar kopiahnya dengan topi ala komandan militer yang menjadi ciri khas Castro. Che pun tampak senang mengenakan kopiah Bung Karno.
Bung Karno berkata pada Castro “You tau, Tuan Castro..inilah yang menyatukan Indonesia” kata Bung Karno sambil menunjukkan peci-nya.
Lalu Castro berkata sambil tertawa “Yang Mulia Presiden Sukarno, Inilah yang membuat Batista merangkak-rangkak keluar Istana dan digebuk oleh Amerika” kata Castro sambil menunjukkan topi pet-nya yang bergambar bintang itu. Lalu mata Castro tertumbuk pada tongkat yang dibawa Bung Karno. “Nah, kalau ini untuk apa Tuan Presiden?”.
Bung Karno dengan gaya kocak mengelus-elus tongkatnya dan memberikan pada Castro :”Kalau kamu pegang ini akan keluar Jin” Castro dan semua yang ada disana tertawa terbahak-bahak. Castro mengelus-elus tongkat komando Bung Karno tapi tentu saja tidak keluar jin.
Bung Karno kemudian mengajak Castro bertukar aksesoris, Castro memakai peci dan tongkat komando Bung Karno, dan Bung Karno memakai topi pet Castro. Castro yang terkesan dengan sosok Bung Karno sampai membuatkan sebuah perangko khusus.
Sebagai penghormatan untuk Bung Karno pemerintah Kuba menerbitkan perangko dengan gambar Bung Karno dan Fidel Castro. Penerbitan perangko langka yang memiliki nilai historis dan patriotik pada 19 Juni 2008 lalu itu sekaligus untuk merayakan HUT ke-82 Fidel Castro.
Bung Karno banyak berdiskusi dengan Castro soal apa yang telah dilakukannya di Indonesia. Di tengah kepulan cerutu kuba yang legendaris, Bung Karno memaparkan konsepnya soal Marhaenisme. Bung Karno menjelaskan kemandirian di bidang ekonomi. Bagaimana rakyat bisa menjadi tuan di negerinya sendiri tanpa didikte imperialisme.
Fidel Castro yang juga anti-Amerika klop dengan Bung Karno. Sejarah menunjukkan keduanya tidak pernah mau didikte Amerika Serikat.
Keakraban antar pemimpin dua negara kembali mengemuka pada tahun 2000. Kala itu, Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid mengunjungi Kuba untuk menghadiri KTT G-77.Beberapa jam sebelum Gus Dur bertolak dari Havana menuju Tokyo, Jepang, Fidel Castro tiba-tiba muncul di hotel tempat Presiden ke-4 RI itu menginap, di Melia Hotel.
Gus Dur saat itu sedang asyik mendengarkan wayang dari kaset yang diputar di tape. “Tiba-tiba Castro datang di muka pintu,” kata Gus Dur kala itu seperti dikutip dari situs Cubanet, Sabtu 26 November 2016.
Saking mendadaknya, Menteri Luar Negeri saat itu Alwi Shihab, mendampingi presiden dalam kondisi telanjang kaki. Sementara, Gus Dur lupa memakai peci.Dalam pertemuan yang berlangsung selama 40 menit itu, Castro berulang kali tergelak mendengar candaan Gus Dur yang memang dikenal suka melempar guyonan. Gus Dur menyampaikan lelucon tentang presiden-presiden Indonesia yang gila.
Menurut Gus Dur, presiden RI pertama gila wanita, presiden RI kedua gila harta, dan presiden RI ketiga gila teknologi. “Terus presiden yang keempat, coba Pak Castro tebak,” kata Gus Dur saat itu. “I don’t know,” jawab Castro.
“Kalau saya ini yang memilih orang-orang gila,” kata Gus Dur. Saat itu Castro yang selalu berpenampilan dengan janggut panjangnya itu langsung terpingkal-pingkal.
Gus Dur pun menyampaikan undangan agar Castro berkunjung ke Indonesia.Castro tak menolak juga tak mengiyakan. Tapi ia balas bertanya, apakah Indonesia siap menerima kemarahan Amerika Serikat karena kunjungan Presiden RI ke Kuba.
Gus Dur menjawab, ia akan membuat AS mengerti. “Jika kita ingin mempengaruhi seseorang, akan lebih baik jika ia mengerti posisi kita,” katanya.
Gus Dur mengakui, ia dan Presiden AS kala itu, Bill Clinton punya banyak perbedaan pendapat. Namun, kata dia, itu tak masalah.
Baik Bung Karno, Gus Dur dan Fidel Castro, ketiganya telah meninggal. Castro meninggal pada usia 90 tahun.
Pemerintah Indonesia ikut berduka atas kepergian Castro. “Ya tentu kita semua dan pemerintah menyampaikan duka cita yang dalam atas meninggalnya Fidel Castro,” kata Jusuf Kalla usai menutup Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Sabtu 26 November 2016
Menurut pria yang kerap disapa JK itu, Castro memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia. Pada zaman revolusi dulu, Castro merupakan salah satu sahabat dari proklamator Indonesia Soekarno. Keduanya aktif dalam gerakan nonblok.
“Karena Fidel Castro pada saat Bung Karno merupakan sahabat yang baik dan sama-sama mendukung gerakan nonblok dan sebagainya,” imbuh dia.
(Presiden-Soekarno/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email