“Tidak lama lagi, Masjid Al-Ridha as yang memperoleh sebutan masjid terbesar Tehran akan segera diresmikan dan bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.”
Begitu hal ini dinyatakan oleh Hujjatul Islam Ahmad Bashiri, kepala Badan Kepengurusan Masjid Distrik Syahid Bahonar, kepada wartawan Shabestan pagi ini.
Tigak diragukan lagi bahwa keberadaan masjid bisa dijadikan sebagai pangkalan sosial dan budaya untuk saling menjalin hubungan emosional di kalangan masyarakat umum. Untuk itu, tempat suci yang dikenal Muslimin sebagai “rumah Allah” ini memiliki posisi dan kedudukan yang sangat kultus di dalam kalbu masyarakat luas.
Ibukota Tehran termasuk kawasan yang dari sejak dulu kala menjadi pusat dan pangkalan budaya masjid di kalangan masyarakat. Keberadaan masjid-masjid yang memiliki historis agung merupakan bukti hidup untuk posisi ibukota ini.
Dalam rangka menghadapi era modern dengan seluruh tuntutan modernisasi, Tehran akan membangun dua masjid terbesar di ibukota ini. Masjid pertama adalah Masjid Amirul Mukminin as yang terletak di kawasan Dezasyib. Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 23.559 meter persegi dengan kapasitas tampung 600 orang. Masjid ini dilengkapi dengan fasilitas budaya dan ibadah yang terpisah khusus untuk pria dan wanita.
Masjid kedua adalah Masjid Al-Ridha as. Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 18.000 meter persegi berkat kerja sama Pemerintah Daerah setempat. Masjid ini, seperti telah disinggung di atas, merupakan masjid terbesar di seluruh ibukota Tehran.
Menurut pengakuan Bashiri, di samping dua masjid modern tersebut, Distrik Syahid Bahonar juga memiliki 217 buah masjid yang masih aktif.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email