Imam Shadiq as bersabda “Wahai Abu Bashir! Berbahagialah para Syi’ah dan pengikut Al-Qaim kami, yang mana mereka di masa gaib menanti kemunculannya, dan saat kemunculannya mentaatinya, mereka adalah para wali ilahi yang tidak diliputi rasa takut dan khawatir.”
Salah seorang anggota penelitian ilmu-ilmu dan budaya Islam, Hujjatul Islam Rahim Kargar dalam sebuah Channel Telegramnya menulis tentang “kajian dan analisa akhir zaman dan tanda-tanda kemunculan Imam Zaman afs”.
Dalam sejarah pemikiran Ahlul Bayt as intizhar sangat diminati dan dicintai, para penanti Imam Zaman afs adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah, wilayah Ahlul Bayt as dan kebenaran.
Hadis-hadis memberikan penekanan yang mendalam mengenai besarnya pengaruh penantian Al-faraj yang dalam bentuk umum sesuai dengan kemunculan al-Mahdi sebagai salah satu bentuk objek yang nyata khususnya menanti kemunculan Imam. Sebagian riwayat menyifati penantian sebagai ibadah terbaik seorang mukmin sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Ali as “Ibadah seorang mukmin yang paling afdhal adalah menanti al-faraj Allah.”
Seorang mukmin yang menanti pemimpinnya, manakala penantiannya semakin besar maka semakin besar pula upaya dirinya untuk mempersiapkan baik dengan berbuat warak, berupaya sungguh-sungguh, melakukan pembenahan diri, menghindari akhlak-akhlak yang buruk, menghiasi dengan akhlak-akhlak yang terpuji sehingga ia berhasil menjumpai pemimpinnya, menyaksikan keindahannya di masa kegaibannya. Sebagaimana hal ini terjadi pada sejumlah besar orang saleh.
Imam Shadiq as bersabda “Wahai Abu Bashir! Berbahagialah para Syi’ah dan pengikut Al-Qaim kami, yang mana mereka di masa gaib menanti kemunculannya, dan saat kemunculannya mentaatinya, mereka adalah para wali ilahi yang tidak diliputi rasa takut dan khawatir.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email