Dalam foto ini diambil pada 21 Oktober, 2016, anak-anak Muslim berkumpul di sebuah rumah di Hpar Wut Chaung, negara bagian Rakhine, Myanmar barat. (Foto: AFP)
Ratusan Muslim Rohingya yang melarikan diri dari gelombang kekerasan di negara bagian Rakhine Myanmar barat terdampar di perbatasan Bangladesh.
Tokoh masyarakat Rohingya mengatakan pada hari Selasa (15/11 /16) bahwa penjaga perbatasan Bangladesh mendorong kembali Muslim Rohingya yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, ke sisi Myanmar, Senin.
“Kami mendengar mereka berjumlah 200 orang. Mereka sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, yang sedang mencari tempat yang aman untuk tinggal. Mereka tidak memiliki rumah untuk kembali,” AFP mengutip salah satu pemimpin Rohingya di sebuah kamp pengungsi di perbatasan kota Teknaf Bangladesh.
Sumber mengatakan Muslim Rohingya yang terdampar telah menyeberangi Sungai Naf, yang membagi kedua negara, dengan perahu di dini hari Senin.
Juru bicara penjaga perbatasan Bangladesh, Mayor Abu Russell Siddique, menegaskan bahwa puluhan Muslim Rohingya segera dikirim kembali oleh pasukan Bangladesh. Namun pejabat itu, membantah klaim bahwa Rohingya yang dikembalikan merupakan korban kekerasan terbaru di Rakhine.
Mohammad Towhid 19 tahun, yang berhasil menyeberang ke Bangladesh dengan menghindari penjaga perbatasan, mengatakan tentara Myanmar telah menembak mati adiknya.
“Mereka (tentara Myanmar) menembak mati kakak saya di depan mata saya. Saya bersembunyi di bawah tumpukan kotoran sapi selama serangan itu. Saat malam tiba, saya bergegas ke perbatasan,” kata Towhid, menambahkan, “Saya meninggalkan ibu saya sendirian di rumah . saya tidak tahu apakah dia selamat atau tidak.”
Foto ini diambil pada tanggal 15 Oktober, 2016, penjaga perbatasan Myanmar berpatroli di sepanjang sungai yang membagi Myanmar dan Bangladesh di Maungdaw, negara bagian Rakhine. (Foto: AFP)
Dia menambahkan bahwa pasukan Myanmar telah membakar ratusan rumah Rohingya.
Rakhine, rumah bagi sejumlah besar Muslim Rohingya, telah berada di bawah tekanan militer sejak dugaan serangan terhadap penjaga perbatasan di negara itu pada tanggal 9 Oktober yang menewaskan sembilan polisi. Pemerintah menuduh Rohingya berada di balik serangan itu.
Menurut PBB, Rohingya adalah salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia. Pemerintah menolak memberikan kewarganegaraan penuh untuk 1,1 juta penduduk Rohingya, mereka mengatakan Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Namun, banyak yang percaya Rohingya adalah komunitas keturunan di Myanmar.
(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email