Petinggi Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnaen kembali menjadi sorotan pasca tersebarnya video ceramahnya yang mengancam pemimpin negara. Lewat video berdurasi 3 menit 34 detik ini, Wasekjen MUI ini menyebut presiden sebagai target berikutnya jika perkara Gubernur Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama soal Al Maidah 51 tidak diperiksa aparat hukum.
“Saya masih percaya proses hukum, nunggu 2 minggu lagi apalah payahnya ya. Kalau 2 minggu tidak diproses juga ya… presidennya kita turunkan,” kata pria yang tampil berjubah putih-putih ini.
Tengku juga menegaskan MUI tidak akan mencabut pernyataannya soal Ahok yang dinilai menistakan agama. Setelah mengutip pendapat sejumlah pengurus MUI yang mempertahankan sikap lembaga ini, Tengku menegaskan pandangannya.
“Satu huruf pun tidak bisa dicabut, lebih baik mati saya daripada dicabut. Baru tahu dia orang Medan, iya ngga. Ngga ku cekek lehermu udah syukur, ya kan?” katanya disambut tawa hadirin.
Tengku melanjutkan, bahwa mereka sudah berbaik hati dengan menyerahkan perkara ini ke hukum negara. “Kalau hukum Islam, dibunuh itu. Kan, kita tidak minta hukum Islam,” katanya.
Selain mengutip pendapat sejumlah petinggi MUI, Tengku juga menceritakan pandangan petinggi Front Pembela Islam (FPI) soal perkara Gubernur Ahok ini.
“Kalau Habib Rizieq dah marah sekali. (Kata Habib Rizieq) sudah, kalau ngga diproses ngga apa-apa, nanti ada ko yang membunuh dia,” katanya.
Dalam video ini, Tengku juga sempat menepis bahwa MUI pernah menerima uang 480 Trilliun. Ia pun menunjukkan kacamata, sendal dan cincinnya untuk meyakinkan jama’ah yang hadir bahwa sebagai pengurus MUI ia benar-benar tidak pernah menerima uang sebesar itu.
“Percaya kalian saya punya 1 Trilyun saja? Kacamataku cuman tiga ratus ribu (rupiah). Sudah kabur, tapi belum saya ganti-ganti,” katanya.
Selain itu, kata Tengku, pengurus MUI tidak digaji. Bahkan pengurus yang kerja di luar, gajinya dipotong 10 persen untuk disumbangkan di MUI. Meski demikian Tengku tidak menafikan bahwa pernah ada honor untuk pengurus MUI.
“Ada honor, sekali datang merapat itu 150 ribu rupiah. Tidak cukup lah. Bayar tol, bayar supir, bayar minyak, … tidak cukup,” katanya.
Video yang beredar di media sosial ini pun disambut beragam tanggapan termasuk yang menilai semakin jelasnya intervensi MUI ke politik praktis dengan menggunakan kasus Ahok dan Al Maidah 51.
“Terkonfirmasi: demo 4 November 2016 bukan hanya untuk jatuhkan Ahok tapi juga jatuhkan Jokowi. Oh gitu muslihatnya,” kata @ulinyusron yang di-retweet lebih dari seribu kali disusul berbagai komentar, (26/10).
Bahkan, kata Peneliti Setara Institute Bonar Tigor Naipospos, kelahiran MUI ini sejatinya bertujuan politik. Pada masa Orde Baru, kelompok wartawan ditundukkan di bawah satu asosiasi, yaitu Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Kelompok guru ditundukkan melalui Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Kelompok buruh ditundukkan melalui Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI). Partai politik yang cukup banyak pada saat itu kemudian diciutkan menjadi 3 partai.
“Termasuk kekuatan Islam yang terdapat di organisasi-organisasi masyarakat. Karena itu, untuk mengontrol kekuatan Islam, pemerintahan Orde Baru mengintrodusir pembentukan MUI. Dari sini jelas bahwa tujuan awal pembentukan MUI adalah politik,” kata Bonar dalam diskusi “Posisi MUI dalam Hukum Islam dan Hukum Indonesia” seperti dikutip madinaonline.id 8 hari lalu.
Selain Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin yang tidak sepakat dengan aksi di jalan, sebagian tokoh Islam memilih lebih berhati-hati menyikapi seruan “demo Ahok” ini. KH. Said Aqil Sirajd misalnya menyebut keadaan dan isu sekarang ini semakin liar, bukan lagi soal politik DKI, tapi lebih rumit lagi.
“Target utama mereka bukan Ahok, terlalu kecil, Ahok hanya entry point, target mereka hancurnya Islam moderat di Indonesia. Islam yang ramah diganti dengan Islam yang penuh kebencian seperti yang meluluhlantahkan negara-negara Timur Tengah,” katanya mengingatkan bahwa “demo Ahok” yang sebelumnya melibatkan politisi itu semakin tercium ditunggangi kelompok Islam radikal seperti prahara di Suriah dengan target menjatuhkan presiden terpilih, Bashar Al-Asaad.[]
Berikut video ceramah Sekjen MUI Tengku Zulkarnaen:
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email