Bank Indonesia (BI), pada Senin (19/12), resmi meluncurkan uang Rupiah desain baru. Peluncuran ini disebut mencatatkan sejarah karena dilakukan serentak dan jumlah uang baru yang cukup banyak.
Pada pidato saat peluncuran uang ini, Presiden Joko Widodo langsung mengingatkan agar masyarakat tidak menyebar fitnah pada Rupiah.
"Karena menghina Rupiah sama saja dengan menghina Indonesia. Rupiah tidak akan diganti dan tidak akan tergantikan," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengatakan, Rupiah merupakan ciri khas dan identitas Indonesia. Maka dia meminta semua pihak untuk menjaga martabat dan kedaulatan Rupiah di Indonesia dan di seluruh dunia.
"Dan dalam setiap lembar Rupiah kita tampilkan gambar pahlawan nasional, tari nusantara, dan pemandangan alam sebagai wujud budaya dan karakteristik bangsa," kata Presiden Jokowi.
Namun, gosip mengenai Rupiah baru ini tetap bermunculan ramai di media sosial. Salah satunya mereka menilai jika desain uang Rupiah kertas yang baru menyerupai mata uang China, Yuan.
Selain itu, Rupiah saat ini dituding tidak lagi dicetak oleh perusahaan negara Perum Peruri. Melainkan dicetak oleh perusahaan milik warga negara asing.
Terakhir, ada juga yang menyebut jika foto pahlawan Cut Meutia pada pecahan uang Rp 1.000 tidak sesuai karena tidak berhijab. Atas semua kabar tak sedap ini, bank sentral lantas memberikan penjelasannya. Apa saja tanggapan tersebut? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
1. Warna di dunia tak ada beda
Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Yudi Harimurti, mengatakan wajar jika ada beberapa kalangan yang menilai desain mata uang yang baru menyerupai Yuan.
"Sangat wajar apabila terdapat persepsi antara (mata uang) satu negara mirip dengan negara lain. Karena pada dasarnya warna di dunia ya segitu-segitu juga," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.
2. Jika dimirip-miripkan, Rupiah baru lebih cocok ke Euro
Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Yudi Harimurti menolak desain baru uang Rupiah kertas dan logam tahun 2016 menyerupai mata uang China, Yuan. Sebab, desain baru yang dikeluarkan pihaknya sama sekali tidak bermaksud untuk berkiblat kepada desain Yuan.
Jika boleh memilih, kata Yudi, desain baru uang Rupiah dinilai lebih menyerupai mata uang negara Uni Eropa, yakni Euro. Hal ini sesuai dengan model mata uang Euro yang juga memiliki warna dan gambar yang berbeda pada setiap pecahannya.
"Tetapi kalau dilihat satu per satu mata uang Yuan, Euro, Arab Saudi. Itu kalau mau dimirip-miripin kita lebih mirip Euro. Karena pahlawan berbeda-beda, tone warnanya juga," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.
3. Rupiah baru punya ciri khas
BI memastikan jika desain Rupiah baru yang dibuat saat ini tidak bermaksud menyamakan dengan desain mata uang lain. Menurutnya, Indonesia memiliki ciri khas tersendiri pada desainnya dengan menonjolkan keanekaragaman pahlawan dan kearifan lokal.
"Tetapi kita tidak berniat memirip-miripkan karena masing-masing negara punya karakteristik, kebanggaan tersendiri, kebudayaannya. Seperti diketahui kita menonjolkan kepahlawanan dan tempat pariwisata," tutur Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Yudi Harimurti.
4.Cut Meutia di arsip negara tak berhijab
Kepala Divisi Media Bank Indonesia, Andi Wiyana mengatakan, foto Cut Meutia yang terpampang pada desain baru Rupiah telah sesuai dengan apa yang terdaftar di negara dalam hal ini Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Nasional Kementerian Sosial. Menurutnya, tidak bisa Bank Indonesia mengambil gambar pahlawan yang tidak terdaftar oleh negara.
"(foto) Itu mengikuti apa yang terdaftar di negara. Tidak bisa pahlawan A terus kita ambil di umur 30 yang keliatan ganteng. Nah itu yang diambil foto resminya," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.
5.Uang baru tetap dicetak Peruri
Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Yudi Harimurti menegaskan, uang baru yang dikeluarkan BI dicetak secara resmi oleh Perum Peruri. Dirinya memastikan tidak ada perusahaan lain yang mendapat mandat untuk mencetak uang selain Peruri.
"Terkait isu itu, kami tegaskan itu tidak benar. Karena seluruh uang kita dicetak oleh Perum Peruri. Jadi tidak ada satupun uang yang dicetak oleh pihak lain di luar Perum Peruri," ujarnya di Bank Indonesia, Jakarta.
(Merdeka/Detik-Share-7/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email