Dalam kunjungan Perdana Menteri Inggris ke Bahrain guna memperbaiki hubungan perdagangan dengan negara-negara kawasan selatan Teluk Persia, kelompok-kelompok HAM Bahrain mengingatkannya supaya memperhatikan pelanggaran HAM yang selalu dilakukan oleh rezim Al Khalifah.
Seperti dilansir Middle East, Theresa May berkunjung ke Manama dalam rangka menghadiri pertemuan Dewan Kerja Sama Teluk Persia (GCC).
Menurut laporan resmi dari pihak terkait, Theresa May menghadiri acara makan malam dengan para pemimpin Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman.
Theresa May terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris setelah mayoritas rakyat Inggris menyatakan keluar dari Uni Eropa. Setelah Brexit ini, ia berusaha keras untuk merubah Inggris menjadi kutub perniagaan dunia.
Menurut laporan media-media resmi Inggris, tujuan utama Theresa May dari kunjungan ini adalah memperkokoh hubungan dengan negara-negara Timur Tengah setelah Inggris kehilangan Uni Eropa.
May sedang mengejar kesempatan 30 milyar pound untuk perniagaan Inggris setelah Brexit.
“Setelah meninggalkan Uni Eropa, saya sedang mencari masa depan yang meyakinkan di dunia ini,” tukas Theresa May.
Dalam banyak laporan ditegaskan, Theresa May tidak mementingkan hak asasi manusia (HAM). Hanya uang dan masalah ekonomi yang penting baginya.
Menurut laporan BBC, Perdana Menteri Inggris tahu bahwa mayoritas rakyat Inggris tidak menginginkan London membangun hubungan dengan negara-negara Teluk Persia, karena negara-negara ini memiliki masa lalu buruk sehubungan dengan HAM. Akan tetapi, May masih tetap bersikeras memberikan dukungan terhadap negara-negara ini lantaran uang.
(Middle East/BBC/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email