GNPF MUI dan Polri konpers demo 2 Desember. (Foto: Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman)
Nama Bahrun Naim tak lepas dari serangkaian aksi terorisme. Bahrun yang merupakan pimpinan teroris Jamaah Anshorut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) bahkan sudah menyediakan bom besar untuk meledakkan kawasan Istana Negara, melalui beberapa selnya di Indonesia.
Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri berhasil menggagalkan dengan meringkus total tujuh jaringan kelompok ini. Salah satunya seorang wanita yang disiapkan untuk menjadi eksekutor bom bunuh diri atau calon 'pengantin'.
"Teroris ini adalah kelompok yang merupakan dari Bahrun Naim yang ada Suriah," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai menghadiri kegiatan 1212 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (12/12).
Bahrun juga disebutkan Tito menjadi penyandang dana aksi terorisme yang bakal dilakukan di Indonesia. "Belajarnya melalui online. Biayanya berasal dari Bahrun yang dikirim melalui bank," ujarnya.
Menurutnya, calon pengantin yang disebut adalah Dian Yulia Novi. "Yang disiapkan adalah istri kedua (Dian) dari pada Solihin. Targetnya di antaranya Pos Penjagaan Istana dan beberapa tempat lain," imbuhnya.
Dia bersyukur aksi teroris itu gagal terjadi berkat kecerdikan Tim Densus 88 Mabes Polri. Hal itu tentu berbeda dengan negara lainnya yang 'meledak' karena aksi teror bom.
"Di negara lain seperti Istanbul ada peristiwa peledakan dan korbannya banyak. Kemudian di Kairo Mesir ada korban, tapi alhamdulillah Indonesia dapat mengamankan," tandasnya.
Seperti diketahui, para terduga teroris sudah dibuntuti Densus dari Solo menuju Jakarta. Nur Solihin dan Agus Supriyadi ditangkap di bawah flyover Kalimalang, Jakarta Timur. Lalu Dian Yuli Novi diciduk di Jalan Bintara Jaya VIII Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Tersangka lain yang ditangkap yakni S di Karanganyar yang bertugas merakit bom. Lalu KF alias T dibekuk di Ngawi, Jawa Timur yang juga berperan sebagai perakit bom.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email