Majelis Dunia Ulama Muslim dengan memublikasikan sebuah statemen, yang mana menamai hari Jumat (9/12) dengan “Jumat Kemurkaan” meminta kaum muslim dunia supaya menunjukkan solidaritasnya dengan minoritas muslim Rohingya.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Anatoli, Majelis Dunia Ulama Muslim dalam statemen tersebut mengkritik kebungkaman dunia Islam dan masyarakat internasional terhadap genosida muslim Rohingya.
Dalam statemen tersebut meminta negara-negara Arab dan Islam supaya mengambil langkah-langkah diplomasi sukar terhadap Myanmar dan meminta organisasi-organisasi bantuan internasional, Arab dan Islam juga agar secepatnya membantu muslim Rohingya.
Demo Masyarakat Pakistan terhadap Penindasan Kaum Muslim Rohingya
Masyarakat Pakistan, Jumat (9/12) dalam memprotes kekerasan terhadap kaum muslim Rohingya di Karachi, juga mengutuk penindasan minoritas tersebut. Para demo memegang tulisan dan poster-poster agar memperhatikan minoritas muslim Rohingya dan juga menghentikan kekerasan terhadap mereka serta melontarkan slogan-slogan terhadap pemerintah Myanmar.
Para Wakil PBB Meminta agar Membantu Muslim Myanmar
Sejumlah negara-negara Barat juga meminta kerjasama para pejabat Myanmar supaya mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk minoritas muslim Rohingya di Rakhine. Negara-negara ini dengan mengeluarkan sebuah statemen, dengan mengumumkan bahwa para pengurus propinsi Rakhine telah menghapus penyerahan bantuan-bantuan atau menunda-nundanya, menegaskan; kami meminta para pejabat Myanmar agar mencabut rintangan sehingga bantuan-bantuan yang ada sampai pada puluhan ribu manusia, khususnya anak-anak yang membutuhkannya.
Nasib Minoritas Muslim Rohingya di Myanmar
Pada tahun 1982, pemerintah Myanmar dengan menyetujui undang-undang, menyebut kaum muslim Rohingya sebagai imigran ilegal meski sudah menetap di Myanmar dari generasi ke generasi dan tidak memberikan hak kewarganegaraan kepada mereka. Sejak saat itu dimulailah kekerasan terhadap minoritas muslim yang mencapai satu juta orang ini dan mayoritas tinggal di Rakhine.
Tahun 2012 propinsi Rakhine menjadi ajang kekerasan brutal para ekstremis Buddha terhadap muslim Rohingnya, dimana dalam insiden tersebut ratusan orang meninggal dunia dan tidak sedikit dari mereka yang meninggalkan rumah dan tempat tinggalnya dan tinggal di kamp-kamp pengungsian dalam kondisi yang buruk serta sejumlah lainnya kabur ke Bangladesh, Thailand, Malaysia dan Indonesia dan mengarungi nasib yang tidak jelas.
Sekitar dua bulan lalu juga periode baru kekerasan terhadap minoritas muslim dimulai dan pemerintah Myanmar dengan menuduh tewasnya 9 personil polisi oleh kaum muslim Rohingya di Myanmar, sekali lagi mereka melakukan kriminal dan penghancuran rumah-rumah yang ada.
Menurut pengumuman PBB, Rohingya termasuk minoritas yang paling banyak mendapat penyiksaan dan kekerasan di dunia.
(Anatoli/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email