Pesan Rahbar

Home » » Apakah Imam Shadiq As (Imam Jakfar Shadiq) Pernah Berguru Pada Seorang Sunni?

Apakah Imam Shadiq As (Imam Jakfar Shadiq) Pernah Berguru Pada Seorang Sunni?

Written By Unknown on Thursday 5 January 2017 | 02:33:00


Apa yang Anda kabarkan tidaklah demikian adanya; karena para Imam Maksum As memiliki seluruh ilmu dan tidak perlu belajar ilmu-ilmu seperti ilmu hadis dari orang lain. Sebaliknya sebagian tokoh besar Ahlusunnah, baik secara langsung atau tidak langsung adalah murid-murid mereka seperti Abu Hanifah dan Malik bin Anas. Apa yang disebutkan dalam riwayat-riwayat Ahlusunah semata-mata nukilan hadis, bukan belajar ilmu hadis, fikih dan ushul pada mereka. Karena para Imam Maksum As apabila mereka ingin menukil sebuah hadis dari Rasulullah Saw, mengingat sebagian orang menerima hadis hanya dengan perantara salah seorang thabi’in dan sahabat yang sampai kepada Rasulullah Saw. Padahal sejatinya para Imam Maksum As tidak membutuhkan menyebut silsilah sanad. Para Imam Maksum melakukan hal ini lantaran kemaslahatan. Nukilan hadis para Imama Maksum dari para thabi’in dan sahabat bukan karena mereka merupakan guru para Imam Maksum As; misalnya Imam Shadiq As dalam sebuah riwayat menukil sebuah peristiwa tentang ayahnya, Imam Baqir As yang menukil sebuah hadis dari Rasulullah Saw melalui Jabir bin Abdullah yang menyatakan, “Imam Baqir As duduk mengajar dan berkata-kata hadis bagi masyarakat dari sisi Allah Swt. Orang-orang Madinah berkata, “Kami tidak melihat yang lebih berani dari orang ini.” (Mengajarkan hadis langsung dari Allah Swt).

1. Apa yang Anda kabarkan tidaklah demikian adanya; karena para Imam Maksum As memiliki seluruh ilmu [1] dan tidak perlu belajar ilmu-ilmu seperti ilmu hadis dari orang lain. Sebaliknya sebagian tokoh besar Ahlusunnah, baik secara langsung atau tidak langsung adalah murid-murid mereka seperti Abu Hanifah dan Malik bin Anas. [2]

2. Apa yang disebutkan dalam riwayat-riwayat Ahlusunah semata-mata nukilan hadis, bukan belajar ilmu hadis, fikih dan ushul pada mereka. Karena para Imam Maksum As apabila mereka ingin menukil sebuah hadis dari Rasulullah Saw, mengingat sebagian orang menerima hadis hanya dengan perantara salah seorang thabi’in dan sahabat yang sampai kepada Rasulullah Saw. Padahal sejatinya para Imam Maksum As tidak membutuhkan menyebut silsilah sanad. Para Imam Maksum melakukan hal ini lantaran kemaslahatan. Nukilan hadis para Imama Maksum dari para thabi’in dan sahabat bukan karena mereka merupakan guru para Imam Maksum As; misalnya Imam Shadiq As dalam sebuah riwayat menukil sebuah peristiwa tentang ayahnya, Imam Baqir As yang menukil sebuah hadis dari Rasulullah Saw melalui Jabir bin Abdullah yang menyatakan, “Imam Baqir As duduk mengajar dan berkata-kata hadis bagi masyarakat dari sisi Allah Swt. Orang-orang Madinah berkata, “Kami tidak melihat yang lebih berani dari orang ini.” (Mengajarkan hadis langsung dari Allah Swt)

Tatkala mereka melihat Imam Baqir As menukil hadis dari Rasulullah Saw untuk mereka. Kembali orang-orang Madinah berkata, “Kami tidak melihat pendusta melebihi orang ini, menukil hadis bagi kami dari orang yang tidak pernah ia lihat sama sekali. Karena melihat mereka berkata-kata seperti ini, Imam Baqir As menukil riwayat dari Jabir bin Abdullah dan mereka pun kemudian membenarkannya, meski sebenarnya Jabir sendirilah yang datang kepada Imam Baqir As dan belajar hadis darinya.” [3]

3. Disebutkan bahwa sesuai dengan pandangan orang-orang Syiah apabila para Imam Maksum As menukil sebuah hadis dari Rasulullah Saw, melalui ayah-ayah mereka maka hadis tersebut adalah berasal dari Rasulullah Saw dan dapat diterima; sehingga dengan demikian mereka tidak lagi memerlukan perantara lain selain Imam Maksum As sendiri.


Referensi:

[1] . Silahkan lihat beberapa indeks: Imam Shadiq As dan Ilmu Fisika, Pertanyaan 9123 (Site: 9948); Sumber-sumber Ilmu Imam As, Pertanyaan 3024 (Site: 3667); Imam Ali As dan Ilmu Gaib, Pertanyaan 7508 (Site: 8279) ; Ilmu Gaib Para Imam Maksum As, Pertanyaan 2775 (Site: 3259)
[2] . Pada majalah Pasdar-e Islam, Aban 1386, No. 311, disebutkan nama-nama para murid Imam Shadiq As dari kalangan Ahlusunnah dengan menyebutkan literatur-literatur mereka sendiri. Untuk mengakses majalah ini kami persilahkan Anda merujuk pada site Hauzah Net http://www.hawzah.net dan site http://www.noormags.com
[3] . Syaikh Kulaini, al-Kâfi, jil. 1, hal. 469 dan 470, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.

(Israq/Islam-Quest/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: