Foto ini dirilis oleh kantor berita Palestina Ma’an pada 14 Januari 2017 menunjukkan gas air mata ditembakkan di sebuah desa Palestina dekat kota al-Khalil selatan Tepi Barat yang diduduki Israel.
Beberapa warga Palestina telah terluka setelah pasukan Israel menyerbu sebuah desa di Tepi Barat yang diduduki dan menembakkan gas air mata dalam bentrokan dengan warga desa.
Media Palestina setempat mengatakan pada Sabtu bahwa pasukan Israel meluncurkan serangan ke rumah-rumah dan properti warga Palestina di desa Beit Ummar dekat kota al-Khalil selatan, yang juga dikenal sebagai Hebron, di Tepi Barat yang diduduki.
Laporan itu mengatakan bentrokan meletus ketika Israel menggunakan kekerasan yang berlebihan untuk menyita kendaraan milik seorang aktivis anti-pemukiman Palestina, yang diidentifikasi sebagai Ibrahim Khalil Kamel Ikhleil.
Mereka mengatakan pasukan Israel menembakkan gas air mata untuk membubarkan warga Palestina yang memprotes serangan ke desa al-Bayyada.
Sejumlah demonstran menderita inhalasi gas, kata laporan itu, menambahkan bahwa mereka yang terluka dirawat di tempat kejadian.
Palestina telah memprotes perluasan pemukiman Israel dekat al-Khalil dan sekitarnya. Israel telah membangun unit pemukim di yang berseberangan dengan seruan internasional untuk menghentikan aktivitas ilegal tersebut kepada rezim Israel.
Pada bulan Desember 2016, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang jarang, mengutuk pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki. tindakan tersebut datang setelah Amerika Serikat, sekutu utama Israel, abstain dalam pemungutan suara.
Bentrokan di dekat al-Khalil datang setelah pasukan militer Israel pada hari Sabtu (14/1/17) menembaki nelayan yang berlayar di lepas pantai utara Gaza, memaksa mereka untuk kembali ke pantai kota. Berdasarkan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Palestina pada tahun 2014, Tel Aviv dilarang membatasi pergerakan nelayan Palestina dalam waktu enam mil laut di lepas pantai Gaza. Namun, pasukan Israel berulang kali menembak para nelayan dan petani yang tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan penghidupan di wilayah daerah yang dikepung.
(Ma'an/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email