Yakni intizhar tanpa adanya pergerakan dan upaya seperti pohon yang tanpa buah, dimana hal ini tidak ada faidahnya sama sekali.
Shabestan News Agency, terkait dengan persiapan politik yang harus dimiliki oleh para penanti kemunculan Imam Zaman afs, Hujjatul Islam Muhammad Ridha Fawadian menjelaskan bahwa dalam agama Islam, antara agama dan politik tidak bisa terpisahkan, yakni tidak bisa dikatakan bahwa ada sebuah hukum-hukum yang harus ditentukan oleh individu khusus dalam masalah ini, atau dengan kata lain terdapat hukum-hukum politik atau sosial bagi lapisan lainnya.
Hujjatul Islam Fawadian menambahkan, para penanti Imam afs juga harus seperti ini, yakni tidak bisa disebut bahwa sebagian penanti Imam afs hanya menyibukkan diri dalam berdoa sementara yang lainnya melakukan perisiapan atau melakukan kegiatan politik supaya pemerintahan hujjah Ilahi bisa terlaksana.
Sembari mengisyaratkan tentang “Intizhar Imam Zaman afs merupakan amalan yang paling utama”, wakil penelitian lembaga budaya Imam Mahdi afs ini menuturkan, penanti Imam Zaman afs harus memiliki upaya dan pergerakan, yakni intizhar tanpa adanya pergerakan dan upaya seperti pohon yang tanpa buah, dimana hal ini tidak ada faidahnya sama sekali.
Salah satu kriteria penanti Imam afs ialah tidak rela dengan keadaan yang ada kemudian membuat mereka berupaya untuk mencapai kondisi yang diinginkan, dimana salah satunya ialah situasi politik dunia, dan saat ini pembahasan Mahdawiyat sudah tercampur dengan politik, dan bahkan musuh-musuh Imam afs sudah memasuki arena politik ini, dan karenanya penanti Imam Zaman afs harus memahami kedudukan politik dalam Intizhar Imam afs, pungkasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email