Peradaban maju yang tak berlandas dengan Al Qur’an sama saja seperti peradaban yang tak ada ruhnya.
Muhammad Maulavi salah satu pengajar universitas imam khomeini menjelaskan jika Al Qur’an bagaikan samudera ilmu Bagi para penyelamnya, semua macam ilmu pengetahuan semuanya ada di dalamnya mulai dari politik, sosial, biologi dan lain sebagainya.
Mulai dari situlah akhirnya para mufassir al Qur’an mulai bergerak cepat dan berusaha membuka tabir yang tersempan di dalamnya. Dalam dua abad terakhir ini para mufassir lebih mengedepankan dalam penafsiran ilmu sosial dan menjadikan ilmu sosial sebagai landasan bagi ilmu ilmu yang berada di cabangnya.
Bisa kita lihat ketika Sayyid Jamaluddin membuat gebrakan tafsir sosial dan bahkan ulama sekaliber Allamah Thabathaba’i juga terjun di dalamnya. Ke dua ulama tersebut mempunyai tujuan yang sama mengapa beliau berdua terjun ke dunia sosial melalui tafsirnya karena sumber semua ilmu berada di dalam Al Qur’an dan untuk menciptakan peradaban maju harus dimulai dari masyarakat sosial.
Peradaban maju yang tak berlandas dengan Al Qur’an sama saja seperti peradaban yang tak ada ruhnya dan jika peradaban itu sendiri tak ada ruh di dalamnya lantas bagaimana bisa kita menyebutnya dengan peradaban yang maju?
Dengan Al Qur’an masyarakat kita semakin memiliki harapan dan berpengetahuan dan masyarakat yang memiliki pengetahuan yang Qur’ani adalah faktor terpenting dalam menentukan kemajuan suatu peradaban.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email