Wali yang hak senantiasa mengantarkan manusia menuju kebahagiaan, sedangkan para wali setan selalu mengantarkan manusia menuju kerugian.
Hal itu disampaikannya pada ceramah akhlak mingguan, Rabu lalu (22/11) di Husainiyah Syaik Murtadha Zadeh. Bersandar pada sejumlah ayat Alquran, dijelaskan bahwa kelezatan dalam dosa hanya berlangsung sementara dan fana dan dosa itu akan menjadi kerugian besar di ahkirat kelak.
Ia menerangkan, para wali-wali setan senantiasa menyeru manusia kepada jalan kesombongan yang dengannya dapat meruntuhkan amal-amal shalihnya. Maka orang-orang yang terperosok dalam wilayah setan sedikit demi sedikit akan terbiasa dengan dosa dan pada akhirnya akan menjadi pengikutnya.
Pada mulanya, kata dia,pelaku dosa bisa menikmati perbuatannya namun berikutnya secara keberlanjutan ia tidak lagi bisa mendapat kenikmatan itu kecuali mengikuti kebisaan buruk semata. “Jalan keluar bagi pedosa tidak lain kecuali kembali kepada Allah taala,” terangnya.
Ayatullah Jawidan menambahkan bahwa serendah-rendah tingkatan iman adalah meninggalkan dosa karena ia menjadi penghalang iman. Manusia mengerjakan dosa adalah hasil usaha dan keinginannya sendiri dan pada dasarnya manusia tidak terpaksa dengan itu, sebab jika perbuatan dosa itu terpaksa maka ia tidak dikatakan sebagai dosa.
Orang-orang yang imannya lemah, tambah Jawidan, pada umumnya bisa terjerumus dalam dosa. Padahal Allah taala telah memberikan kepada manusia kekuatan iradah dan keinginan untuk mampu menjauh dari dosa. “Kemauan atau Iradah yang kuat dalam meninggalkan maksiat akan membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Manusia dengan praktik dan usahanya yang terus-menerus serta mengerjakan kewajibannya akan mampu meninggalkan maksiat. Dan itu hanya tercapai dengan kemauan yang kuat,” demikian ceramah Ayatullah Jawidan.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email