Pesan Rahbar

Home » » Dina Sulaiman: London VS Tehran

Dina Sulaiman: London VS Tehran

Written By Unknown on Monday 20 February 2017 | 09:35:00


Tulisan saya LONDON VS TEHRAN menghilang misterius. Jadi saya posting ulang. FYI, semua tulisan saya buat copy-nya di blog (www.dinasulaeman.wordpress.com), jadi kalau hilang lagi, silahkan mampir ke blog.
==========

LONDON VS TEHRAN :)

Di tulisan saya sebelumnya, saya kutip tulisan jurnalis Inggris papan atas, Robert Fisk, yang menyatakan bahwa cara media Barat menyajikan berita tentang Aleppo menyalahi kaidah jurnalisme (ia pun mengakui bahwa media massa Barat telah membohongi publik selama bertahun-tahun).

Nah, ada seorang dosen jurnalistik yang pernah S3 di Inggris (tak tahu saya, lulus atau tdk) yang sepertinya tak paham kaidah jurnalisme yang benar sehingga tulisan-tulisannya tentang Suriah sangat berpihak pada Al Qaida* (alias “mujahidin”) dan kalau ada yang membantahnya, yang bisa dia katakan cuma syiah, syiah, syiah. Terakhir, dia “membantah” (secara terbuka, di FB) tulisan-tulisan saya bukan dengan meng-counter data yang saya berikan, tetapi menyebut saya pembohong [hey, bukannya para simpatisan "mujahidin" yang kedapatan berkali-kali pakai foto hoax soal Suriah? Saya ada filenya pdf 123 hal, bisa diunduh [1] Kok jadi maling teriak maling nih :) ] dan menyoroti background saya yang pernah S2 di Iran. It’s an argumentum ad hominem fallacy, you know? :)

Betapa lucunya. Karena saya pernah dapat beasiswa S2 dari pemerintah Iran di Fakultas Teologi di Tehran University, tulisan saya harus ditolak. Sementara, tulisan orang yang dapat beasiswa S2-S3 dari Inggris, belajar dari dosen-dosen “kafir”, harus diterima :)

[kata “kafir” ini satire lho ya, kawan-kawan non-Muslim jangan tersinggung :) ]

[Sekedar info, saya cuma kuliah 1 semester belajar bahasa Persia dan 1 semester matrikulasi. Saya tidak lanjutkan karena, antara lain, saya tidak terlalu berminat di bidang ini. Tapi minimalnya saya jadi tahu kultur belajar di Tehran, antara lain mahasiswinya kritis2, tanya-jawab dengan dosen jadi seolah “berantem”. Gelar master dan doktor saya dapat dari HI Unpad.]

Tapi, seperti pernah saya tulis di status, ibuk-ibuk kalau udah benci emang susah diajak mikir. #saveibukibuk

Jadi, mari kita bahas saja soal Inggris-nya. Masa Iran terus yang disalah-salahin. Ada yang menarik dari negerinya Ratu Elizabeth ini, yaitu memberikan suaka dan perlindungan kepada tokoh-tokoh Muslim yang jadi “pengacau”. Misalnya, Salman Rushdie yang bikin buku menghina Nabi Muhammad, sampai hari ini mendapat perlindungan keamanan dari pemerintah Inggris. Inggris juga melindungi tokoh yang sering dijadikan rujukan untuk membuktikan “kekafiran Syiah”, namanya Yasir Habib (YH).

YH ini tinggal di London, punya stasiun televisi, media cetak, website, dan madrasah. Dia adalah menantu dari Mojtaba Shirazi, yang juga jadi “ulama” Syiah di London. Mojtaba Shirazi adalah adik dari Ayatullah Sadeq Shirazi (tinggal di Iran, tapi aktivitasnya sudah banyak dicekal karena bertentangan dengan fatwa pemimpin tertinggi Iran). Keluarga Shirazi punya 13 stasiun televisi yang dipancarkan lewat satelit dari luar Iran dan biaya operasional stasiun televisi mereka mencapai 1,235 juta Dollar per bulan. Ayatullah Khamenei (pemimpin tertinggi di Iran) pernah menyebut istilah “Syiah London” untuk ulama-ulama kaya raya yang tinggal di London dan aktif menyebarkan siaran-siaran tivi yang mereka klaim sebagai ajaran Syiah (misal: syahadat beda, melaknat Sahabat, melaknat Ummul Mukminin Aisyah ra, dll). [2]

Inggris adalah juga sponsor utama proyek penggulingan Assad, menyuplai dana dan senjata. Dana yang digelontorkan Inggris antara lain untuk membentuk LSM White Helmets (WH). Kata Telegraph, Inggris mengeluarkan dana 3,5 juta poundsterling untuk WH. WH didirikan oleh mantan agen intel Inggris, James le Mesurier, yang juga pernah menjadi staf di perusahaan keamanan swasta yang beroperasi di Irak, Olive dan Good Harbour, yang terlink juga dengan Blackwater yang sangat kejam itu. WH juga terlink dengan berbagai organisasi kotor lainnya. [3]

Bukti lain bahwa Inggris mendukung “mujahidin” adalah kata-kata dari mantan Dubes Inggris untuk Suriah, dalam wawancaranya dengan BBC pasca pembebasan Aleppo. Peter Ford mengatakan: yang harus dilakukan Inggris adalah tiga hal: hentikan dukungan pada “oposisi yang gagal”; bantu rakyat Suriah dengan cara menghapus sanksi ekonomi; dan bekerjasama dengan pemerintah Rusia dalam penyelesaian konflik melalui langkah politik. [4]

Nah balik lagi ke Syiah (*cape deeeeh..), saya upload di sini video yang memperlihatkan siapa Yaser Habib al Londoni, dan kecaman dari Sayid Hasan Nasrallah (pemimpin Hizbullah, milisi yang berhasil mengusir Israel keluar dari Lebanon selatan; dan membantu Assad dalam mengusir Al Qaida dan ISIS), atas perilaku orang-orang dari London itu. Menarik untuk dicermati.

Poin pentingnya, karena saya selama ini selalu pakai kacamata geopolitik dan ekonomi politik dalam menganalisis konflik, kata kuncinya adalah “follow the money”. Mengapa Inggris justru melindungi orang semacam YH? Dari mana YH dan gang-nya punya uang 1,2 juta dollar perbulan untuk operasional tivi-tivi yang menjadi amunisi perpecahan Muslim? Kok tivi-tivi mereka dibiarkan Inggris, sementara Al Manar (milik Hizbullah) dan Press TV (milik Iran) diblokir? Buat yang terbiasa mikir geopolitik dan ekopolin, bel di kepalanya akan langsung berdenting: it smells fishy, huh?

Oiya, sekedar pamer teori [ehm, masa’ udah S3 nulis kaga pakek teori, dan cuma bisa koor ‘syiah-syiah’, ya ngga? :D ] minimalnya ada empat faktor yang terlibat dalam sebuah konflik, yaitu triggering factors (pemicu), pivotal (akar), mobilizing (peran pemimpin), dan aggravating (faktor yang memperburuk situasi konflik). Keempat faktor ini umumnya berjalin berkelindan dalam sebuah konflik, sehingga sering menimbulkan kesalahan persepsi. Menurut saya, isu Sunni-Syiah bukan akar konflik tapi ini menjadi triggering factor. [5]

So, selamat berpikir.
---

Ref:
*Saya menyebut Al Qaida untuk memudahkan. Kelompok “mujahidin” ada puluhan dg berbagai nama, tapi basis ideologi mereka sama [takfirisme]; mereka semua saling “bersepupu” dg Al Qaida. ISIS pun sempalan dari Al Qaida.
[1] PDF kompilasi hoax Suriah, inipun masih versi lama. Hoax2 terbaru belum masuk ke sini: https://dinasulaeman.files.wordpress.com/2016/05/kompilasi-hoax-tentang-suriah.pdf
[2] Wawancara saya dengan Dr. Muhsin Labib tentang Syiah: https://dinasulaeman.wordpress.com/2015/10/13/apakah-syiah-takfiri-1/#more-2413
Wawancara saya dengan Ustadz Agus Nizami tentang Sunni:
https://dinasulaeman.wordpress.com/2013/06/03/sunni-takfiri/
[3] Prahara Aleppo-2 https://dinasulaeman.wordpress.com/2016/05/02/prahara-aleppo-2/#more-2858
[4] Wawancara dg Peter Ford https://www.youtube.com/watch?v=ZtFtofShy5s
[5] buku Prahara Suriah (Dina Sulaeman), 2013

Lihat Videonya:


(Dina-Sulaiman/Ahmad Samantho/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: