Pesan Rahbar

Home » » Hampir Separuh Warga Rusia Tolak Larangan Jilbab di Sekolah

Hampir Separuh Warga Rusia Tolak Larangan Jilbab di Sekolah

Written By Unknown on Saturday, 4 February 2017 | 07:17:00

Survei menunjukkan bahwa toleransi sosial dan psikologis masyarakat Rusia terhadap agama sudah lebih meningkat. (Foto: AP)

Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VTsIOM), dalam rilis surveinya menyatakan, hampir separuh masyarakat Rusia menolak larangan jilbab di sekolah. Mereka menilai larangan penggunaan jilbab di sekolah tak seharusnya diterapkan.

“Satu dari dua responden menolak larangan pemakaian jilbab dengan alasan agar anak-anak dari keluarga muslim dapat bersekolah dengan tenang,” demikian dipaparkan dalam hasil jajak pendapat tersebut.

RBTH melaporkan, Direktur Program Khusus VTsIOM Elena Mikhailova mengatakan, toleransi sosial dan psikologis masyarakat Rusia terhadap agama dalam beberapa tahun terakhir meningkat. Orang-orang yang mempelajari agama kini sudah lebih mengerti mengenai pentingnya atribut keagamaan, seperti jilbab.

“Anak-anak muda zaman sekarang tidak terlalu mempersoalkan penampilan yang menunjukkan identitas suatu agama. Ini menjadi kunci pengembangan hubungan antaraumat beragama yang nyaman dan harmonis di negara ini,” kata Elena.

Berdasarkan survei, 47 persen responden yang menolak larangan penggunaan kerudung di sekolah sebagian besar berasal dari kalangan anak muda yang berusia di antara 18 – 24 tahun (meningkat jika dibandingkan dengan survei pada 2012, yaitu sebesar 35 persen).

Sebanyak 47 persen responden lainnya yang mayoritas berusia di atas 45 tahun menilai bahwa penggunaan jilbab di sekolah tidak dapat diterima. Sementara enam persen lainnya menolak berpendapat.

Jajak pendapat ini dilakukan pada 28 – 29 Januari lalu melalui wawancara telepon dengan melibatkan 1.200 responden.

Survei ini berkaitan dengan dukungan Menteri Pendidikan Rusia Olga Vasiliyeva terhadap larangan penggunaan jilbab di sekolah-sekolah. Ia beralsan, bahwa seorang penganut agama sejati tidak akan berusaha menonjolkan bukti keimanannya dengan mengenakan atribut tertentu.

Pernyataan itu ia lontarkan saat mengomentari larangan penggunaan jilbab di sekolah di sebuah desa di Mordovia. Dia menambahkan, Mahkamah Konstitusi (MK) Rusia memutuskan penggunaan jilbab, seperti halnya menekankan identitas kesukuan, tidak diperbolehkan di sekolah.

Larangan berjilbab di sekolah yang diamini Vasilyeva, memunculkan kritik Kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov. Menanggapi pernyataan sang menteri, Kadyrov menegaskan bahwa jilbab bukanlah atribut, melainkan bagian penting dari pakaian perempuan muslim.

Kadyrov menambahkan bahwa ketiga putrinya mengenakan jilbab ke sekolah, dan terlepas dari itu ketiganya sanggup berprestasi. Kadyrov menyatakan bahwa ketiga putrinya tidak akan melepaskan jilbab mereka atas alasan apapun.

Islam di Rusia adalah agama dengan jumlah penganut terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21 – 28 juta penduduk atau 15 – 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk.

(RBTH/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: