Pesan Rahbar

Home » » Kabinet Jerman Loloskan Undang-Undang Integrasi Pengungsi

Kabinet Jerman Loloskan Undang-Undang Integrasi Pengungsi

Written By Unknown on Thursday 26 May 2016 | 14:36:00

Kanselir Jerman Angela Merkel (kelima dari Kanan ) dan anggota pemerintah tiba untuk pertemuan kabinet di Meseberg Palace pada 25 Mei 2016. (Foto: Reuters)

Kabinet kanselir Angela Merkel telah menyetujui langkah-langkah baru yang bertujuan membantu integrasi pengungsi ke dalam masyarakat Jerman di tengah masuknya pencari suaka ke negara Eropa.

Langkah-langkah yang masih membutuhkan persetujuan parlemen, diselesaikan oleh kabinet pada hari Rabu (25/5/16) setelah pertemuan dua hari.

RUU integrasi berupaya untuk meningkatkan akses pengungsi ‘ke pasar kerja Jerman dan juga penciptaan lapangan kerja bagi sekitar 100.000 orang yang biayai pemerintah.

Pada saat yang sama, para pencari suaka perlu untuk berpartisipasi dalam memperluas orientasi dan bahasa, jika tidak mereka akan kehilangan manfaat.

“Belajar bahasa Jerman dengan cepat, integrasi cepat dalam pelatihan, penelitian dan pasar tenaga kerja, dan pemahaman dan kepatuhan dengan prinsip-prinsip hidup bersama dalam masyarakat kami dan kepatuhan terhadap hukum kami sangat penting untuk integrasi yang sukses,” kata kabinet dalam pernyataan setelah pertemuan Rabu.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan wakilnya Sigmar Gabriel memberikan konferensi pers setelah pertemuan kabinet di Meseberg Palace pada 25 Mei 2016. (Foto: AFP)

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan wakilnya Sigmar Gabriel, Merkel menyambut persetujuan RUU integrasi, mengatakan, “Ini adalah tonggak bahwa kabinet federal telah mengeluarkan peraturan tentang integrasi.”

Jerman membuka perbatasannya bagi para pengungsi musim panas lalu dengan menyambutnya, tapi kebijakannya berubah secara bertahap.

Sebagai salah satu tujuan paling populer bagi para pengungsi, negara Eropa Barat mencatat sekitar 1,1 juta pengungsi antara Januari dan Desember 2015.

Eropa sedang menghadapi masuknya pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya, kebanyakan mereka melarikan diri zona konflik di Afrika dan Timur Tengah, khususnya Suriah.

Banyak yang menyalahkan negara besar Eropa atas eksodus yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengatakan kebijakan mereka telah menyebabkan lonjakan terorisme dan perang di daerah yang dilanda perang, memaksa mereka lebih banyak keluar dari negara mereka. []

(Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: