Pusara Usman Marandi yang tersohor dengan Lal Shahbaz Qaladar di kota kuno Sehwan Pakistan diminati banyak orang; sebuah tempat ziarah yang baru-baru ini menjadi target serangan bunuh diri para teroris ISIS.
Menurut laporan IQNA, Usman Marandi yang tersohor dengan Lal Sahbaz Qalandar lahir di keluarga Sayid Kabir di Marand, Azerbaijan Timur, pada tahun 583 H (1187 M).
Ia menetap di kota Multan Pakistan pada tahun 622 H, dan melakukan beragam aktivitas untuk mengabdi pada Islam di Benua India.
Pusara sufi di Sehwan Pakistan, yang menjadi tempat pertemuan ribuan peziarah dari benua India dan seluruh penjuru dunia menjadi target serangan teroris pada 16 Februari dan pasca ledakan bunuh diri di tempat tersebut, lebih dari 80 orang syahid dan puluhan lainnya luka-luka.
Ahmad Abdullahpour, atase kebudayaan Iran di Hayderabad Pakistan, dengan melihat sejumlah aktivitas gemilang Usman Marandi dan kedudukan istimewanya di kalangan kaum muslim negara ini maka kita akan sedikit membaca agar lebih mengenal pujangga dan ulama besar ini.
Usman Marandi yang tersohor dengan Lal Sahbaz Qalandar lahir di keluarga Sayid Kabir di Marand, Azerbaijan Timur, pada tahun 583 H (1187 M). Ia menetap di kota Multan Pakistan pada tahun 622 H, dan akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 21 Sya’ban tahun 673 H, setelah aktif dalam sufi dan menyebarkan Islam di benua, dan dikuburkan di Sehwan.
Sehwan, kota kuno kecil dengan kekunoan beberapa abad, dengan jarak sekitar 120 kilo meter di barat Hyderabad, Paksitan. Sepeninggal Marandi, nama kota ini diganti menjadi Sehwan Sharif.
Penghidup Islam di Tempat Para Penjahat dan Asusila
Tempat kediamannya di Sehwan atau Siwan adalah tempat para penjahat dan asusila Multan. Ia dalam memprotes para pengikut yang beranggapan bahwa "Sebaik-baiknya tempat di kota yang berkaitan denganmu maka kamu harus tinggal di sana”, mengatakan, "Di tempat yang bersih, hidup bersih bukanlah dari seorang laki-laki; seorang laki-laki adalah di tempat ini dia hidup bersih”.
Tak lama kemudian para penduduk tempat tersebut memeluk Islam. Dan di Benua India banyak sekali mukjizat yang dihubungkan kepadanya dan beografi sufi Iran ini dituturkan di semua buku India dan Pakistan.
Usman Marandi disebut dengan Lal karena senantiasa mengingat tempat lahirnya, Marand, mengenakan pakaian warna merah, pakaian yang marak di tempat lahirnya.
Syiah 12 Imam dengan Adanya Penentangan Para Penguasa Setempat
Salah seorang yang kabur akibat serangan Mongol ke Iran adalah Usman Marandi, salah seorang keturunan Imam Ja’far Shadiq (As), meski bangga karena keturunan Ismailiyah; namun dirinya bukanlah penyeru Ismailiyah dan ketika kesyiahan pada masa khalifah dan para penguasa setempat disebut sebagai kesalahan, ia adalah seorang syiah 12 imam dan termasuk salah satu pengikut thoriqoh Suhrawardiyah di Sindh.
Lal Shahbaz Qalandar juga sezaman dengan Maulana Jalaluddin Balkhi (lahir 604 H, dan meninggal tahun 672 H); namun yang satu di daerah Timur Fulat Iran dan satunya di Barat, dan tidak jelas manakah yang memiliki pengaruh lebih.
Pengajaran Sejumlah Tulisan pada Masa Penjajahan Inggris
Shabaz Qalandar, ulama besar dan ahli bahasa. Ia mahir dalam jurusan shorof dan nahwu dan pada masa pemerintahan penjajahan Inggris, sejumlah karangannya diajarkan di beberapa masjid dan sekolah Sindh Pakistan. Termasuk karyanya adalah buku sharaf dan nahwu, mizan sharaf, buku ‘Aqd wa Wujud al-‘Asyiqin.
Penulis dan Pujangga Mumpuni
Ia adalah seorang penulis dan penyair berbahasa Persia yang handal. Ia mahir dalam kesusastraan Arab dan Persia dan pakar dalam tafsir hadis dan fiqih. Kumpulan sya’irnya dipublikasikan dengan nama Diwan Qalandar, pada tahun 1998 M.
Monumen Megah di atas Pusara dengan Keramik-keramik Menawan
Pada tahun 1621 M, atas perintah Shah Jahan, raja India, dibangunkan monumen agung dan megah sekarang ini dengan keramik-keramik indah untuk Usman Marandi. Bangunan ini termasuk bangunan terindah Sehwan.
Makam dan tanahnya, khususnya hari Kamis menjadi tempat pertemuan ribuan para peziarah sufi. Acara khusus mengenang haul ulama arif ini dengan nama Urs Lal Shahbaz Qalandar diselenggarakan setiap tahun sesuai dengan kalender Hijriah, yaitu 18 Syakban, selama 6 hari, dan dalam sebagian sumber selama tiga hari.
Dalam acara tersebut, para pecinta Lal Shahnaz Qalandar dari Pakistan, India, dan seluruh penjuru dunia hadir di di pusaranya dan melakukan Dahmal (aslinya adalah 10 mil, dimana Lal Shahbaz Qalandar melakukan ritual ma’tam dalam jarak 10 mil untuk mengenang Imam Sajjad (As), yang selanjutnya berubah menjadi ritual Sufi).
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email