Politik yang ada di dalam negara islam harus bernuansa Qur’ani dan masyarakat juga harus memiliki sifat yang mazhabi agar antara keduanya dapat saling berhubungan.
Dalam konferensi yang di adakan hauzah ilmiyyah kautsar isfahan, Ali Muhammad Rif’ati menyampaikan, dalam Al Qur’an, Allah Swt menyebutkan dan mensifati dua golongan. Golongan pertama adalah mereka yang berperang di jalan Allah Swt berasaskan kenabian dan keimaman dan golongan kedua adalah mereka yang berperang untuk menghancurkan jalan Allah Swt dengan penyebaran fitnahnya. Dan perbedaan antara kedua golongan sangat terlihat ketika perang di padang karbala.
Politik yang ada di dalam negara islam harus bernuansa Qur’ani dan masyarakat juga harus memiliki sifat yang mazhabi agar antara keduanya dapat saling berhubungan.
Ali Raf’ati juga mencontohkan mengapa masyarakat harus madzhabi. Suatu hari ada peperangan dan masyarakat mengikuti perang tersebut dan terjun ke medan perang, namun alih-alih mereka membantu sang imam mereka malah berada dalam posisi menyerang imam.
Sifat yang mazhabi dan pengetahuan tentang agama sangat dibutuhkan dalam peperangan. Jika tanpa keduanya mungkin kita akan salah dalam penafsiran tentang apa yang telah dilakukan oleh Imam Husain As, mungkin kita juga bisa menyalahkannya. Imam Husain As memilih untuk perang dengan Yazid dan meninggalkan baiatnya. Karena Imam Husain As tidak akan pernah tunduk dengan penguasa yang zhalim. Dan akhirnya terjadilah pertumpahan darah di tanah karbala.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email