Assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuh
Sahabat-sahabat NU yang budiman,
Menyikapi berita super panas yang sedang beredar mengenai Rais Am Kita Guru Mulia Simbah KH Makruf Amin hendaknya kita bisa bersikap dengan adil dan bijaksana. Tidak mudah tersulut dan terseret dalam konflik horizontal yang memang kelihatan sekali sudah direkayasa sebelumnya. Untuk membenturkan antara Pak Ahok dan Guru Mulia Kita. Kita menjadi bentrok, hingga hilangnya kepercayaan warga NU kepada pemerintah.
Undang-undang kita telah mengatur bahwa setiap orang sama kedudukan di hadapan hukum. Dalam hal ini, kita harus melihat lebih jernih. Siapapun yang datang di pengadilan dalam kapasitas sebagai saksi akan ada kontra dari pihak yang merasa dirugikan oleh kehadiran saksi tersebut. Demikian juga penanya akan mencecar dengan pertanyaan yang diulang-ulang dengan bahasa berbelit-belit untuk menguji dan “menjebak” konsistensi saksi.
Tentu hal ini akan terjadi kepada siapa saja. Tidak peduli apakah sosok tersebut adalah orang kebanyakan atau tokoh yang sangat dihormati. Artinya, pengadilan berjalan sebagaimana mestinya. Jadi, ini urusannya bukan beradab atau tidak beradab. Sopan atau tidak sopan. Memang kita sangat sedih, bahkan menitikkan air mata menyaksikan priyogung yang kita junjung sedemikian tinggi kehormatannya harus diperlakukan tidak semestinya, menurut kita.
Tim Pak Ahok sudah mengeluarkan statemen tidak akan menuntut Guru Mulia. Ini sebuah hal yang sangat tepat. Kita wajib khusnudzon sikap ini diambil bukan karena ketakutan akan kalah di Pilkada, melainkan sikap ksatria seorang negarawan yang menghormati Paku Bumi Nusantara. Dan alangkah lebih indahnya, jika kader NU yang menjadi tim sukses Pak Ahok bisa merangkul supaya Pak Ahok sowan ke Guru Mulia dan menyampaikan permintaan maaf atas sikapnya selama di pengadilan tersebut.
Sikap GP Anshor juga sudah sangat tepat. Mengkoordinasi dengan menyatakan siaga satu untuk membela Guru Mulia Kita. Bahkan sebenarnya, tanpa komando inipun, warga NU sudah siap darurat perang setiap detiknya jika ada pihak yang berani mengganggu marwah Guru Mulia.
Lebih dari itu, mari kita bersama-sama mendoakan semoga Guru Mulia Kita Simbah KH Makruf Amin senantiasa diberikan kesehatan lahir dan batin dan istiqomah fi thoatillah. Sembari kita kita tunggu arahan dari para Ulama dan Masyayyikh kita di PBNU. Pastinya, dengan izin Gusti Allah SWT, beliau-beliau semua akan menentukan sikap terbaik untuk kita semua. Kepala boleh panas, tapi hati harus tetap dingin.
Musuh sejati kita bukanlah sesama anak bangsa Indonesia, melainkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Mari sibukkan diri kita dengan kerja, karya dan khidmah untuk bangsa, negara dan agama.
Sebarkan kedamaian dan kesejukan. Salam Cinta Damai. Garuda di dadaku - Lintang Songo di hatiku.
Shuniyya Ruhama
Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri-Kendal
(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email