Presiden Suriah Bashar al-Assad benar menyebut pasukan AS sebagai penjajah di Suriah, karena di bawah hukum internasional pemerintah asing tidak bisa mengerahkan pasukan ke negara-negara berdaulat, analis senior Ken Stone mengatakan.
Assad mengatakan kepada stasiun TV Cina Phoenix pada Sabtu (11/03/2017) bahwa “setiap pasukan asing yang datang ke Suriah tanpa undangan kami … adalah penjajah,” meskipun mengindikasikan bahwa masih ada ruang untuk kerjasama potensial antara Damaskus dan Washington.
Melawan terorisme “tidak bisa dari udara, harus bekerja sama dengan pasukan di lapangan, itu sebabnya Rusia berhasil,” kata Assad.
Stone, seorang anggota Koalisi Hamilton untuk Hentikan Perang, kepada Press TV pada hari Sabtu, mengatakan bahwa “pernyataan Presiden Assad mutlak benar dalam merespon penyebaran pasukan AS di Suriah, karena di bawah hukum internasional pemerintah asing tidak bisa membangun kamp atau lapangan terbang di negara-negara berdaulat, mereka tidak bisa overfly negara berdaulat, mereka akan dapat sanksi ekonomi sendiri tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan PBB, dan mereka pasti tidak dapat memasukkan tentara proxy untuk mendestabilisasi negara berdaulat dan mencoba perubahan rezim.”
“Jadi dia benar-benar tepat,” tegasnya.
“Trump telah berbicara tentang perubahan kebijakan luar negeri AS dari kebijakan yang diucapkan oleh John Kerry di bawah Obama. Dia berbicara tentang mengakhiri kebijakan perubahan rezim di Timur Tengah. Dia berbicara tentang kerjasama dengan Rusia untuk memerangi terorisme,” tambahnya.
Stone mengatakan Trump “pada dasarnya berbicara tentang pengenduran dan pemulihan hubungan dengan Rusia. Tapi di pemerintahan, ia telah menghadapi oposisi sengit dari Demokrat, media mainstream, dan intelijen AS. Situasi yang jelek di Washington sejak dia dilantik. Kami belum melihat bagaimana yang akan berubah.”
“Tapi menurut saya pemerintah AS di bawah Trump harus menerima apa yang tersirat dalam pernyataan Presiden Assad, dalam komentarnya” bahwa pasukan militer AS “penjajah” di Suriah karena mereka tidak diundang ke negara, ia berpendapat.
“Ini undangan untuk Amerika Serikat untuk berkoordinasi dengan pemerintah Suriah terhadap teroris di Suriah. Dan saya pribadi berpikir Presiden Trump akan bijaksana untuk menerima undangan Presiden Assad,” katanya.
(Phoenix-TV/Arrahmah-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email