Pesan Rahbar

Home » » Di Malam Kesyahidan Sayidah Zahra, Haram Razavi Tenggelam Dalam Duka

Di Malam Kesyahidan Sayidah Zahra, Haram Razavi Tenggelam Dalam Duka

Written By Unknown on Sunday, 5 March 2017 | 05:09:00


Seiring dengan tibanya malam kesyahidan Sayidah Fathimah Zahra sa, Makam Suci Imam Ridha as dipenuhi ribuan peziarah dan warga sekitar Haram Suci Razavi yang tenggelam dalam kesedihan mengenang kesyahidan putri Rasulullah Saw.

Astan News melaporkan, seiring dengan tibanya “Hari-hari Fathimiyah” (kesyahidan Sayidah Fathimah Zahra), serambi dan halaman Makam Suci Imam Ridha as berbalut kain hitam, dipenuhi semerbak bunga kenabian dan lantunan suara kidung duka cita terdengar dari setiap sudut tempat-tempat suci.

Para peziarah dan warga sekitar Haram Suci Razavi di malam ini berbondong-bondong mendatangi Makam Suci Imam Ridha as untuk menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan perempuan besar Islam dan ibu mulia Imam Ridha as kepada beliau, dan dengan mengenang teladan serta kehidupan Sayidah Zahra sa, mengabadikan nama dan keagungan pribadi beliau.

Di setiap sudut serambi dan beranda Haram Suci Razavi digelar acara duka dan para pelantun syair Ahlul Bait as melantunkan kidung duka cita atas kesyahidan Sayidah Fathimah untuk para peziarah Iran dan non-Iran.

Hujatulislam Mohammad Baghir Farzaneh di acara peringatan malam kesyahidan Sayidah Fathimah Zahra sa yang diselenggarakan di serambi Imam Khomeini, mengatakan bahwa Allah Swt menguji seluruh nabi dan wali-Nya.

Ia menuturkan, ketika Allah Swt akan memberikan tanggung jawab besar kepada seorang hamba-Nya, pertama Ia akan mengujinya dengan ujian yang berat. Rasulullah Saw mendapat ujian selama 40 tahun dan setelah itu beliau meraih kedudukan “Khulq Al Adhim”.

Pengajar hauzah dan universitas itu juga menjelaskan bahwa Sayidah Fathimah Zahra sa sangat diuji oleh Allah Swt.

Menurutnya, selain Sayidah Zahra menikah dengan seorang pria seperti Imam Ali as yang selalu berada di barisan terdepan jihad di jalan Allah Swt, kondisi kehidupan beliau saat itu juga sangat sulit dan berat.

Hujatulislam Farzaneh menambahkan, ujian tertinggi Sayidah Fathimah Zahra adalah menerima kepemimpinan Imam Ali as dan keimamahan beliau setelah meninggalnya Nabi Muhammad Saw. Sayidah Zahra ditugasi untuk mendukung tugas ini dengan sepenuh jiwanya dan membuktikan kekhalifahan serta kebenaran Imam Ali as dengan perjuangan verbal dan aksi nyata.

Ia melanjutkan, sebelum Rasulullah Saw meninggal dunia, tidak ada seorangpun yang berani melakukan pengkhianatan sekecil apapun kepada Sayidah Zahra, pasalnya Nabi Muhammad Saw selalu menghormati putrinya itu dan tidak ada seorangpun yang berpikir suatu hari kelak beliau akan mendapat penghinaan sedemikian rupa.

Dalam acara peringatan malam kesyahidan Sayidah Fathimah Zahra sa, para pelantun syair duka cita melantunkan kidung duka untuk mengenang kesyahidan putri Rasulullah Saw tersebut.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: