Rasa pedas cabai dipicu oleh senyawa kimia bernama capsaicin. Senyawa capsaicin sebetulnya adalah bentuk pertahanan cabai agar tidak dimakan oleh hewan terutama mamalia. Namun demikian manusia malah menyukainya karena itu.
Apa yang sebetulnya terjadi? Pembawa acara sains untuk BBC, Dr Michael Mosley, menjelaskan bahwa cabai malah disukai oleh manusia karena capsaicin mampu memicu keluarnya hormon tertentu. Rasa pedas ketika capsaicin bertemu dengan reseptor TRPV1 di mulut membuat otak melepaskan adrenalin dan endorfin.
"Ini seperti sebuah aktivitas pencari ketegangan. Memberi umpan stimulasi untuk otak kita," ungkap Michael seperti dikutip dari BBC, Minggu (12/3/2017).
Alasan tersebut hampir sama seperti mengapa orang-orang melakukan aktivitas terjun payung, bungee jumping, atau menonton film horor. Adrenalin membuat jantung berdegup lebih kencang sementara endorfin menghasilkan perasaan euforia, kesenangan, dan mengurangi rasa sakit secara alami.
Menurut Michael bila dilihat dari perspektif evolusi tumbuhan cabai memang lebih menginginkan buahnya di makan oleh burung agar biji-bijinya bisa tersebar jauh. Oleh karena itu cabai mengembangkan sebuah sistem pertahanan pada hewan mamalia yang memiliki reseptor TRPV1 sensitif terhadap capsaicin.
"Cukup menarik karena burung berbeda dari mamalia, mereka tidak memiliki reseptor TRPV1 oleh karena itu tidak bisa merasakan pedas," kata Michael.
(BBC-News/detik-News/Portal-CBN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email