Demi tegaknya kalimah tauhid dan supaya orang-orang saat itu tidak semakin jauh dengan nubuwwah dan wialayah, Sayyidah Zahra sa datang ke arena dan pada akhirnya beliau meraih kemenangan seutuhnya.
Shabestan News Agency, berkaitan dengan keagungan kedudukan Sayyidah Zahra sa, Ayatullah Sayyid Muhammad Mahdi Mirbaqiri menjelaskan bahwa ungkapan riwayat yang mengatakan “Allah swt murka dengan murkanya Sayyidah Zahra sa, dan Allah swt akan ridha dengan keridhaannya”, riwayat ini merupakan paling baiknya ungkapan dan tafsiran yang menjelaskan tentang kemakshuman Sayyidah Zahra sa.
Ayatullah Mirbaqiri menambahkan, demi tegaknya kalimah tauhid dan supaya orang-orang saat itu tidak semakin jauh dengan nubuwwah dan wialayah, Sayyidah Zahra sa datang ke arena dan pada akhirnya beliau meraih kemenangan seutuhnya.
Pengajar kajian akhlaq ini melanjutkan, kapasitas kedudukan setiap manusia berbeda-beda, ada yang kapasitas wujudnya hanya sebatas dalam keluarga, atau ada juga yang sebatas kota, namun seperti para anbiya Ilahi kapasitas wujudnya berada dalam lingkup sejarah.
Ia menambahkan, begitu juga dengan kapasitas Imam Husain as yang merupakan kapasitas sejarah, dan begitu juga dengan Sayyidah Zahra sa yang kapasitas kedudukannya seukuran dengan kemuliaan malam laylatul qadr.
Saat alam semesta diselimuti oleh kegelapan malaikat, kemudian cahaya Sayyidah Zahra sa membuka tabir kegelapan tersebut, kemudian Allah swt berkata kepada para malikatnya “Sayyidah Zahra sa diciptakan dari cahaya-Ku, dan kini tidak ada lagi hijab antaranya dengan diri-Ku.”
Perisitiwa Saqifah terjadi karena supaya tidak ada yang mendekati Imam Ali as, namun nyatanya Sayyidah Zahra sa berhasil memenangkannya dengan muthlaq, dan hingga saat ini anak-anak beliau as berhasil menyebarkannya ke penjuru alam, demikian jelas Ayatullah Mirbaqiri.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email