Pesan Rahbar

Home » » Terungkap! Anies Baswedan Bohongi Publik Tentang Rumah Rp 500 Juta di Situs Properti. Ini Buktinya

Terungkap! Anies Baswedan Bohongi Publik Tentang Rumah Rp 500 Juta di Situs Properti. Ini Buktinya

Written By Unknown on Tuesday, 28 March 2017 | 21:12:00


Baru beberapa jam yang lalu, Basuki Tjahja Purnama dan Anies Baswedan beradu program dan solusi perumahan bagi masyarakat DKI Jakarta, sudah terlihat bahwa ada informasi yang tidak tepat yang disampaikan oleh salah satu pasangan calon. Pernyataan tentang masih banyaknya pasokan rumah pada kisaran harga Rp500 jutaan langsung dikoreksi oleh pemerhati properti dan masalah perkotaan.


“Pak Anies Baswedan malam ini mempromosikan website rumah123 yang notabene pemilik lamanya adalah Pak Sandiaga. Ya beliau mengatakan masuk website itu dan pilih rumah di bawah Rp500 juta, langsung keluar daftarnya. Saya berani bertaruh, Pak Anies tidak akurat membaca informasi listing properti jika mengatakan pasokan rumah di kisaran harga itu masih sangat banyak, atau mungkin karena beliau terlampau bersemangat,” ungkap Ferdinand Lamak, Chairman Center for Urban Development Studies (CUDES) di Jakarta (27/3/2017).

Menurut Lamak, ini kesalahan yang fatal karena membaca listing properti di website butuh kejelian dan ketelitian, apalagi jika hanya melihat sepintas, pastinya akan salah juga dalam mengemas point-point kampanye.

“Apa yang disampaikan Anies soal kenaikan gaji yang tidak sebanding dengan kenaikan harga rumah itu sudah benar dan CUDES sudah menyampaikan hal itu sebelumnya (Baca ini). Sayangnya, beliau memberikan informasi lanjutan yang keliru. Sepintas, listing itu menyebutkan lokasi rumah di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Lebak Bulus, Cinere dan lainnya. Tetapi, apakah Citra Indah itu adanya di wilayah Jakarta?,” tanya Lamak.

Media ini kemudian mencoba mengecek kebenaran informasi ini ke situs properti yang disebutkan oleh Anies dalam kampanyenya semalam. Dari harga maksimal yang dimasukan Rp500 juta dengan jenis properti rumah dan lokasi di DKI Jakarta, hanya ada beberapa listing saja yang benar berada di wilayah DKI Jakarta, dengan harga di bawah Rp500 jutaan.

“Ya siapapun bisa mengecek sendiri. Di website properti yang dimaksud, tidak disebutkan lokasi persis dimana rumah itu berada. Bisa saja adanya di Citra Indah, Jonggol, namun di dalam situs itu ditulis Jakarta Timur. Ini kan bisa-bisanya agen properti saja supaya listingnya diintip pengunjung. Atau ada juga listing di kategori rumah, tetapi propertinya adalah apartemen di Sentra Timur, Cakung. Bahkan ada juga yang dicantumkan di sana adalah harga rumah per meter persegi yang oleh mesin pencari ikut masuk dalam hasil pencarian, padahal harga rumah sesungguhnya miliaran rupiah,” ungkap Lamak.

CUDES mengingatkan bahwa menyelesaikan masalah perumahan di DKI Jakarta tidak bisa bergantung pada informasi listing rumah di media online. Jikalau ada rumah yang dijual di kisaran harga Rp300-an juta, harus dicek status legalnya, apakah SHM atau AJB atau malah girik. Pasalnya, pembiayaan oleh lembaga keuangan hanya mengenal jenis dokumen SHM atau SHGB. Ini juga menjadi catatan pengelola situs listing online agar lebih teliti dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.

“Dan lagi, agak surprised saja jika kandidat gubenur mencoba menggulirkan program pengentasan backlog perumahan di DKI Jakarta dengan merujuk pada listing rumah di website properti yang juga tidak akurat datanya. Ya, kasihan kan calon pemimpin kita mengunakan data yang keliru?” ungkapnya. (HH/Foto: Ist).

Sumber: http://www.wartaproperti.com

(Warta-Properti/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: